Kamis 27 Feb 2014 18:23 WIB

Rieke Dorong Serikat Pekerja Jadi Gerakan Politik

Rieke Dyah Pitaloka
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Rieke Dyah Pitaloka

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Rieke Diah Pitaloka mendorong semua serikat pekerja di Badan Usaha Milik Negara menjadi gerakan politik sehingga bisa mempengaruhi keputusan politik.

"Tujuan melakukan gerakan politik itu adalah untuk memperbaiki kehidupan para anggotanya yakni para pegawai di perusahaan tersebut," katanya seusai menghadiri Rakor Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) di Kuta, Bali, Kamis (27/2).

Menurut dia, yang dihadapi para pekerja saat ini adalah permasalahan ditubuh organisias tidak pernah usai karena merak diadu domba.

Dia menilai, BUMN itu sangat kental dengan keputusan politik sehingga para pekerja perlu melakukan gerakan politik untuk mempengaruhi keputusan tersebut.

Namun, Rieke yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu, tidak menyarankan kepada para anggota serikat pekerja bergabung atau mendukung salah satu partai politik.

"Saya tidak menyarankan mereka masuk atau mendukung partai politik karena itu hak pribadi masing-masing," ujarnya.

Perempuan yang mengawali karier sebagai aktris itu tetap konsisten untuk memperjuangkan hak-hak para buruh walaupun tidak terpilih sebagai anggota legislatif.

"Saya sudah komitmen untuk tetap memperjuangkan kaum buruh walupun tidak duduk di kursi legislatif," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement