Jumat 28 Feb 2014 09:03 WIB

Bom Baghdad, Puluhan Tewas

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Seorang warga Syiah melintas di sebuah rongsokan bom mobil yang diledakkan di Baghdad, Irak.
Foto: AP
Seorang warga Syiah melintas di sebuah rongsokan bom mobil yang diledakkan di Baghdad, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan bom meledak di ibu kota Irak dan menewaskan setidaknya 30 orang. Pejabat setempat mengatakan bom tersebut meledak di dua tempat yang berbeda.

BBC melaporkan, bom pertama terjadi di sebuah pasar penjualan sepeda motor bekas di timur distrik kota Sadr. Akibatnya, 25 orang pun tewas seketika. Serangan bom itu juga melukasi setidaknya 45 orang. 

Kemudian, sebuah bom lainnya juga dilaporkan telah meledak dan menewaskan 14 orang. Bom tersebut diletakkan di sebuah mini bus di Kota Sadr. 

Pejabat berwenang juga mengatakan empat orang telah tewas dan 11 lainnya terluka ketika sebuah bom meledak di dalam minibus di utara Shaab. Hingga kini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Namun, kelompok pemberontak Sunni akhir-akhir ini tercatat telah melakukan sejumlah serangan bom bunuh diri dan bom mobil untuk melawan pemerintah Irak. Serangan bom tersebut semakin meningkat. Kota Sadr sendiri lebih banyak dihuni oleh kelompok Muslim Syiah. 

Sementara itu, di tempat terpisah sebuah bom meledak di pinggir jalan di dekat patroli militan Sahwa anti-al-Qaeda di wilayah Sharqat, utara Irak. Ledakan itu menewaskan dua pemberontak dan melukai empat orang lainnya. 

Berdasarkan data PBB, angka kematian di Irak mencapai angka tertinggi pada tahun lalu. Kekerasan yang terjadi sejak 2007 itu telah menewaskan 8.868 korban jiwa. 

Pertempuran antara militer Irak dan militan dari kelompok Sunni yang pro-pemerintah terhadap koalisi pemberontak telah terjadi di Provinsi Anbar Irak sejak akhir Desember lalu. 

Kelompok jaringan Alqaeda dan kelompok pemberontak lainnya telah menguasai Kota Fallujah dan sebagian ibu kota Ramadi. Ribuan penduduknya pun terpaksa meninggalkan rumahnya dan mengungsi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement