REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Warga meminta pihak kepolisian agar mengusut kasus meninggalnya bayi Panti Asuhan Samuel. Kordinator Keamanan Warga Sektor 6 Blok GC 10 No 1 Kelapa Dua Tangerang, Aries Wibowo mengatakan, penyelidikan perlu dilakukan atas kematian bayi tersebut.
Sudah menjadi kewajiban bagi warga yang memiliki kerabat atau rekanan yang meninggal harus melaporkan ke pihak RT/RW. ''Tapi ini tidak, tidak ada yang melapor ke kami, seharusnya melapor,'' kata Aries, Jumat (28/2).
Penguburan bayi itu pun terkesan diam-diam dan menurut Aries patut dipertanyakan. Jika pihak panti melapor, setidaknya ada kejelasan tentang kematian bayi tersebut. "Kita juga bingung, bahkan bayi itu dikuburkan hanya tiga orang, Samuel, satu pendeta, dan satu satpam, tapi satpamnya bukan orang sini," kata Aries.
Kini warga sudah menolak keberadaan Panti serta pemiliknya. Selain perumahan tidak diperuntukkan untuk membuat yayasan, hebohnya kasus dugaan penelantaran dan penyiksaan pun menjadi pertimbangan. Warga sudah memasang spanduk penolakan.
Pasalnya, Samuel yang baru pindah dua pekan terakhir tidak berperilaku kooperatif seperti mengabarkan ke RT/RW bahwa ia merupakan penghuni baru kawasan tersebut. Sampai akhirnya ada kejadian ini. Aries mengaku prihatin dengan penghuni panti.
Anak-anak itu sudah terbiasa dengan perilaku meminta-minta bahkan sudah menjadi rahasia umum. "Orang sudah pada tahu, kalau orang jalan, 'om bagi duit dong'. Sepertinya, tidak tidak perlu diceritakan lagi," kata dia.