REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Data mencengangkan dipublikasikan lembaga Pew Research Center. Lembaga itu menyebut, Meksiko akan menjadi rumah bagi 126 ribu Muslim pada tahun 2030.
Perkiraan ini, sejalan dengan fakta adanya penurunan persentase penganut Katolik di negara itu selama lima abad terakhir. Sebelumnya, populasi Katolik di negara itu mencapai 96.7 persen pada tahun 1970.
Pertumbuhan populasi Muslim, dan sekte Kristen lain seperti Evangelis, Protestan dan lainnya sangat berpengaruh. Namun, pertumbuhan populasi Muslim memang menonjol. William Shaefer dari GlobalPost menangkap fenomena ini dengan mengungkap satu fakta penting, doktrin trinitas mulai dipertanyakan.
Martha Alamilla , 23 tahun, lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik. Alamilla selalu percaya pada kekuatan Tuhan yang Tunggal. "Tidak ada keraguan bahwa Tuhan itu satu. Aku selalu bertanya, mengapa agama saya sendiri tidak mengakui itu," ucap dia seperti dilansir worldbuletin, Jumat (28/2).
Alamila yang memiliki gelar dibidang rekayasa industri robot mengatakan Islam memiliki jawaban tegas soal pertanyaannya. Memang, wajah terorisme sempat membuatnya ragu. Tapi, kajian Alquran dan Hadist menghilangkan keraguan itu.
"Aku menyadari, Islam adalah agama yang indah. Semua serba masuk akal," kata dia. Usai mempelajari Islam, selama enam bulan. Alamilla resmi menjadi Musllim.
Kini, Alamilla berharap keluarganya mengikuti jejaknya. Alhamdulillah, usaha Alamilla membuahkan hasil. Ibu dan kakaknya telah mempelajari Islam. "Aku tidak boleh memaksa mereka memeluk Islam, itulah indahnya Islam, tapi aku ingin menunjukan kepada mereka bahwa Islam telah membuatku berubah," kata dia.
Lain lagi dengan kisah, Leslie Camarillo. Sejak lama, ia sudah mempertanyakan doktrin gereja. "Banyak kemunafikan dalam ajaran gereja. Salah satunya konsep trinitas," kata dia. Camarillo meyakini Tuhan itu tunggal. "Aku sudah mempelajari agama lain, seperti Buddha, Kristen, Yahudi. Tapi akhirnya aku tahu mana yang benar," kata dia.