REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Satu keluarga di Sri Lanka menemukan sembilan jasad manusia yang dikubur di kebun rumah mereka. Ini merupakan kuburan massal terakhir yang ditemukan di negara bekas wilayah perang itu.
Penemuan mengerikan itu terjadi Jumat saat keluarga itu membersihkan kebun mereka di kota Puthukkudiririppu di distrik utara Mullaittivu.
"Sejauh ini telah ditemukan sembilan jasad, dan kerangka mereka diambil untuk analisis oleh petugas medis pengadilan di kawasan itu," kata juru bicara polisi Ajith Rohana.
Penemuan itu terjadi hanya beberapa hari setelah petugas mengumumkan jumlah mayat yang ditemukan pada Desember di sebuah kuburan massal tanpa tanda di distrik Mannar bertambah menjadi 80.
Penemuan tersebut merupakan yang pertama terjadi di kawasan bekas perang itu. Yaitu sejak tentara mengalahkan pemberontak Tamil hampir lima tahun lalu menyusul konflik selama satu dekade untuk pemisahan etnis minoritas Tamil.
Pertempuran terakhir antara tentara pemerintah dan pemberontak Macan Tamil terjadi di distrik Mullaittivu yang merupakan basis gerilyawan separatis selama lebih dari dua dasawarsa. PBB memperkirakan perang etnis antara 1972 dan 2009 di Sri Lanka telah menewaskan 100 ribu orang.
Penemuan pada Jumat itu muncul menjelang sesi Badan PBB untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) pada Senin di Jenewa di mana Sri Lanka menghadapi resolusi kecaman yang dipimpin AS yang mengkritik Kolombo atas dugaan kegagalan menyelidiki kejahatan perang.
Bulan lalu, Pusat Advokasi Kepentingan Publik di Australia menuding ororitas Sri Lanka menggali kuburan massal dan menghancurkan bukti pembunuhan sipil. Namun tuduhan tersebut dibantah oleh Kolombo.
Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse mengatakan, berkomitmen untuk menjamin investigasi atas tudingan pelanggaran yang dilakukan pasukan keamanan dan menantang para penuduhnya untuk memberikan bukti.
Tahun lalu, pekerja konstruksi juga menemukan kuburan massal di Sri Lanka tengah, ratusan kilometer dari wilayah perang. Setidaknya 154 jasad ditemukan di distrik Matale, lokasi terjadinya aksi anti-pemerintah antara 1987 dan 1990 yang tidak berkaitan dengan konflik separatis Tamil.