REPUBLIKA.CO.ID, Kegiatan pasar telah dimulai sejak dini hari, berbagai penjual ada di sana dari para penjual sayuran hingga peralatan rumah tangga telah bersiap untuk menyambut para pembeli mereka. Tak terkecuali Satiem (57) salah satu penjual sayuran yang berjualan di Pasar Kranggan. Satiem memulai berjualan pada jam 06.00 WIB.
“Sekitar jam 6, saya mulai untuk berjualan di pasar,” ujar Satiem saat sedang melayani pembeli, saat ditemui oleh Republika di kiosnya, Sabtu (1/3)
Berbagai sayuran dijualnya olehnya walaupun tidak selengkap para pedagang sayuran yang lainnya. Sayuran-sayuran yang dijual olehnya meliputi beberapa sayuran seperti labu, terong, sawi, kentang, buncis, dan beberapa jenis bumbu dapur seperti bermacam bawang, bermacam cabai maupun rempah-rempah.
Nenek tujuh cucu ini sudah berjualan selama 20 tahun lamanya berjualan di Pasar Keranggan pernah berganti-ganti jenis jualan dari jualan daging ayam yang selalu merugi sampai pada jualan sayuran yang pemasukkannya tidak menentu. Satiem juga mengatakan bahwa, tidak akan berhenti berjualan sampai benar-benar sudah sangat tua.
“Jika pada musim hujan, pendapat yang didapatkan akan berkurang. Selain berkurang Satiem juga harus memmbuang sayuran yang sudah membusuk.” lanjut Satiem
Tak hanya Satiem pedagang yang berusia lanjut berjualan di pasar. Sulamah (70) adalah salah satu pedagang sayuran yang berdagang di Pasar Kranggan. “Saya sudah berjualan dipasar sejak muda, dari pasar yang dulu sampai pasar baru sekarang,” ujar Sulamah, warga kelahiran Kranggan, Bekasi, Sabtu (1/3).
Sulamah berjualan berbagai macam sayuran yang lebih banyak dari Satiem. Sulamah berjualan bermacam-macam sayuran seperti kentang, labu, sawi, selada, sayuran yang lainnya dan berbagai bumbu dapur maupun rempah-rempah.
“Selama masih sehat, saya tak masalah dengan umur, kecuali jika saya sakit,” kata Sulamah dengan kondisi tubuh yang sedikit bungkuk. Sulamah menambahkan bahwa, jika dia tidak berjualan di pasar maka bagaimana saya mengurus diri dan suami saya.
Kedua nenek ini sama menggantungkan biaya hidup dari pendapatan berjualan di sayuran di pasar. Ramai tak ramai mereka tetap harus berjualan untuk menutupi keperluan sehari-hari. Walaupun kedua nenek ini sudah berumur lanjut usia tetapi semangat mereka untuk berjuang hidup tetap besar.
Kondisi pasar yang banyak persaingan tidak memutuskan keinginan mereka untuk berjualan di pasar. Pasar sudah menjadi rumah kedua untuk mereka, tak lagi takut maupun ragu berjualan dalam usia yang lanjut seperti ini. Semangat mereka sebagai manusia yang ingin bertahan hidup tidak terkalahkan oleh usia dan kondisi tubuh yang tak lagi muda.
“Jika saya menyerah jualan saya makan apa,” ujar nenek tiga cucu ini