REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Dari 237 klub yang berkiprah di kancah Liga Champions dan Liga Europa, Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) bakal meminta 76 klub untuk menyerahkan data-data tambahan terkait beban pengeluaran keuangan tim tersebut. Langkah ini merupakan upaya lanjutan dari UEFA untuk memberlakukan kebijakan Financial Fair Play (FFP) pada musim depan.
Setelah melakukan investigasi lanjutan terhadap 76 klub itu, Badan Kontrol Finansial Klub (CFCB) bakal mengumumkan hasil temuannya pada April mendatang. CFCB merupakan badan yang dibentuk UEFA untuk menjalankan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kebijakan FFP.
Jika ada klub yang dianggap melanggar, maka klub tersebut bakal dicoret dari keikutsertaan mereka di kompetisi Eropa. UEFA pun akan mengumumkan klub-klub yang melanggar ketentuan tersebut pada Juni mendatang.
Dari 237 klub yang telah terdaftar, 104 klub dianggap tidak melanggar lantaran jumlah pemasukan dan pengeluaran mereka tidak melebihi 4,1 juta pound. Sementara 57 klub lainnya tidak dimintai data-data tambahan laporan keuangan mereka.
Namun, 76 klub lainnya dianggap tidak bisa memenuhi jumlah minimal yang diminta UEFA di laporang keuangan mereka pada 2012. Selain itu, 76 klub itu juga diminta melengkapi laporan keuangan mereka pada 2013 silam.
Dalam persiapan yang dilakukan UEFA, setiap klub memang diharapkan tidak mencatatkan kerugian hingga 37 juta pound terhitung dari 2011 hingga 2013. Secara prinsip, kebijakan Financial Fair Play adalah upaya untuk menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran keuangan klub. Jadi setiap klub tidak bisa menghabiskan uang jika tidak sesuai dengan yang mereka dapatkan.
Kebijakan Financial Fair Play ini pun diharapkan bisa melindungi klub dari ancaman kebangkrutan. ''UEFA terus berupaya untuk melindungi sepak bola Eropa dari keserakahan, menghabiskan uang yang sembrono, dan kegilaan finansial. UEFA tidak berniat untuk mengisolasi sebuah klub. Financial Fair Play hadir untuk membantu klub, dan UEFA tidak akan takut untuk melindungi permainan ini,'' kata Sekretaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino, seperti dikutip Reuters.