REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai Indonesia masih jauh ketinggalan dengan sumber daya manusia bertitel Doktor atau S3, sehingga pemerintah menargetkan ada 4.000 orang lulusan setiap tahunnya.
"Untuk mencapai target SDM (sumber daya manusia) dengan titel Doktor itu, pemerintah melakukan berbagai upaya seperti memberi beasiswa," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan, Musliar Kasim, di Medan, Sabtu.
Dia mengatakannya saat menghadiri wisuda sarjana, pascasarjana dan Doktor lulusan Universitas Islam Sumatera Utara lulusan 2013-2014.
Menurut dia, hingga dewasa ini, jumlah Doktor di Indonesia baru sebanyak 75.000 orang. Sementara, Cina sudah memiliki 500 ribuan orang.
"Jika hitungan jumlah penduduk Indonesia seperlima China, maka untuk menyamainya, setidaknya jumlah lulusan S3 kita sudah ada 100 ribu orang dari 75.000 orang dewasa ini," ucapnya.
Untuk itu, kata dia, para lulusan S1 dan S2 perlu memperkuat semangat untuk mencapai gelar Doktor. Selain harus melanjutkan pendidikan, kata Musliar, lulusan S1 juga tidak terlalu terfokus pada penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS).
"Selain penerimaan CPNS semakin terbatas, lapangan pekerjaan lain termasuk untuk menjadi wirausahawan semakin cukup luas," ujarnya.