Ahad 02 Mar 2014 16:45 WIB

Ukraina Bersiap Hadapi Rusia dengan Keterbatasan

Rep: Gita Amanda/ Red: Mansyur Faqih
Ukraina
Foto: Sergei Grits/AP
Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah baru Ukraina menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan Nasional pada Sabtu (1/3). Ini menyusul perebutan wilayah Crimea dengan militer Rusia. 

Seruan itu disampaikan di tengah kondisi angkatan bersenjata Ukraina yang tidak dalam kondisi prima. The New York Times melaporkan, selama ini Crimea selalu menjadi dasar penting bagi Uni Soviet dan Angkatan Laut Rusia. 

Crimea telah lama berfungsi sebagai markas besar armada di Laut Hitam yang menguasai perairan di selatan Rusia sejak 1783. Setelah kemerdekaan Ukraina, Rusia harus terus menjaga basisnya di Crimea. 

Sementara itu, militer Ukraina, menurut seorang ahli militer Rusia Igor Sutyagin, hanya memiliki kekuatan kecil di daerah otonom. Mereka terdiri dari 3.500 tentara yang tergabung dalam pasukan bersenjata ringan. 

Meski dilengkapi senjata dan artileri, namun Ukraina tak memiliki satu pun tank tempur canggih. Pasukan juga hanya memiliki satu skuadron udara SU, dengan 27 tentara yang ditempatkan di pangkalan udara dekat Belbek.

Pejabat senior NATO mengatakan, armada angkatan laut Ukraina kecil. Pada awalnya armada Ukraina merupakan bagian dari Armada Laut Hitam.

Pengambilalihan Crimea oleh Rusia terbilang mudah, karena militer Ukraina berhati-hati untuk menanggapi provokasi. Militer Ukraina khawatir, hal itu akan memancing intervensi lebih besar.

Kepala militer baru Ukraina saat ini adalah Letnan Jenderal Mykhailo Kutsyn. Ia ditunjuk Jumat (28/2) lalu, menggantikan Adm Yuriy Ilyin yang dibebastugaskan dari jabatannya. 

Ilyin baru sebentar menjabat posisi tersebut. Pada 19 Februari ia ditunjuk menggantikan Kolonel Jenderal Volodymyr Zamana yang dipecat karena menolak perintah untuk menyerang pengunjuk rasa di Kiev.

Namun, Ukraina tak memiliki rencana realistis untuk pengambilalihan Crimea dari Rusia. Analis militer Sutyagin mengatakan, ragu pasukan Rusia akan melebarkan kontrolnya pada wilayah lain di Ukraina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement