Senin 03 Mar 2014 03:48 WIB

Enam Aparat Keamanan Tewas Dalam Serangan di Irak

Kekerasan tak berhenti di Irak sejak beberapa tahun terakhir.
Foto: Reuters
Kekerasan tak berhenti di Irak sejak beberapa tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangan-serangan di sejumlah daerah Arab Sunni di sebelah utara dan barat Baghdad pada Ahad (2/3) menewaskan enam aparat keamanan.

Korban tewas mencakup tiga prajurit, seorang polisi dan seorang anggota milisi penentang Alqaidah dalam serangan-serangan di Hawijah, Balad, Baiji dan di pinggiran barat Baghdad.

"Seorang pengawal Deputi Menteri Urusan Listrik Khaled Hassan juga tewas dan seorang lain cedera ketika militan menyerang konvoi pejabat tersebut di sebelah utara ibu kota Irak itu," kata Hassan kepada AFP.

Upaya pihak berwenang dalam beberapa bulan ini untuk mengendalikan kekerasan mematikan belum menunjukkan hasil yang berarti sejauh ini. Lebih dari 700 orang tewas di Irak pada Februari, menurut data yang dihimpun AFP, misi PBB untuk Irak dan pemerintah Irak.

Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.

Sebanyak 1.013 orang, 795 warga sipil, 122 prajurit dan 96 polisi, tewas akibat kekerasan di negara itu pada Januari, menurut data resmi yang dihimpun kementerian-kementerian kesehatan, dalam negeri dan pertahanan.

Menurut data itu, kekerasan juga melukai 2.024 orang, 1.633 warga sipil, 238 prajurit dan 153 polisi. Pasukan keamanan membunuh 189 militan dan menangkap 458 orang sepanjang bulan itu.

Jumlah kematian pada Januari itu merupakan angka tertinggi yang dikeluarkan kementerian-kementerian itu sejak April 2008, ketika 1.073 orang tewas.

Data korban terkini itu mengkonfirmasi peningkatan kekerasan mematikan di Irak, yang dilanda serangan militan hampir setiap hari dan pengambilalihan sebuah kota penting yang merupakan ambang pintu menuju Baghdad dan daerah-daerah di sebuah kota lain oleh gerilyawan antipemerintah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement