Senin 03 Mar 2014 22:09 WIB

10 Penerbangan Kembali Terganggu Akibat Asap

kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: Rony Muharrman/Antara
kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengaku 10 maskapai penerbangan yang ingin melakukan pendaratan dan lepas landas kembali terganggu akibat kabut asap, yang membuat jarak pandang hanya 400 meter.

"Tadi pagi itu operasional maskapai penerbangan normal dengan jarak pandang sekitar enam kilo meter. Namun, pada sore hari sekitar jam 18.00 wib ada 10 maskapai menunda lepas landas maupun mendarat," kata Airport Duty Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Baiquni di Pekanbaru, Senin.

Kesepuluh maskapai penerbangan tersebut, lanjutnya, diantaranya pesawat Tigerair Mandala dengan rute Jogjakarta-Pekanbaru yang terpaksa mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Changi, Singapura.

Lalu maskapai Batik Air dengan rute Jakarta-Pekanbaru yang terpaksa mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Hang Nadim Batam. Sedangkan untuk Garuda Indonesia dan Citylink, dimana kedua maskapai itu sama-sama memiliki rute Pekanbaru-Jakarta terpaksa menunda keberangkatan.

"Untuk yang enam pesawat, masih muter-muter diatas. Soalnya jarak pandang pada menjelang petang kembali turun menjadi 800 meter, kamudian 600 meter dan tidak berapa lama kemudian, menjadi hanya 400 meter," katanya.

"Sedangkan jarak pandang normal itu berada diatas minimal 1.000 meter untuk melakukan lepas landas dan 1200 meter untuk melakukan pendaratan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru," ucap Baiquni.

Seperti diketahui pada Jumat (28/2), sedikitnya ada tujuh rute penerbangan dari beberapa perusahaan maskapai tujuan ke Pekanbaru terpaksa menunda pendaratan. Kemudian pada Sabtu (1/3), ada 24 rute yang melakukan penundaan keberangkatan dari bandara asal menuju Pekanbaru.

Maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pekan lalu mengaku menderita kerugian karena kabut asap pekat yang dinilai sangat mengganggu jarak pandang dan bisa menimbulkan kecelakaan penerbangan.

"Kalau rugi sih akibat kabut asap, pastinya rugilah. Tapi tidak bisa aku sebutin satu persatu kerugian dalam bentuk apa aja serta besarnya," ujar Area Sales Manager Sumatera Bagian Tengah Lion Air, Novianti Masriani Harahap.

General Manager Garuda Indonesia Branch Office Pekanbaru Suyatno Rifat mengaku kabut asap pekat yang terjadi di Pekanbaru sudah kejadian luar biasa akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau yang harus ditangani serius oleh pemerintah.

"Maskapai tidak bisa melawan alam. Namun kita berharap asap bisa segera diatasi. Yang jelas kalau cuaca penuh dengan asap, maka tentunya mengganggu dunia penerbangan baik Garuda sendiri maupun maskapai yang lain," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement