REPUBLIKA.CO.ID,PALU -- Kapolres Poso AKBP Susnadi mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil membekuk dua orang terduga teroris pascakontak senjata di sekitar Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, pada Senin (3/3) petang.
"Kami yakin mereka adalah anggota teroris yang kami cari-cari selama ini," kata Susnadi kepada Antara melalui telepon dari Poso, Selasa (4/3).
Kedua teroris itu berinsial A dan R, adalah penduduk desa setempat. Mereka kini ditahan di Mapolres Poso dan sedang menjalani pemeriksaan intensif.
Susnadi yakin mereka adalah bagian dari anggota jaringan terorisme kelompok Santoso karena saat penangkapan, mereka kedapatan memiliki senjata api laras pendek (revolver) dengan 43 butir peluru kaliber 38. "Di lokasi penangkapan juga kami temukan sebuah bom berukuran 'tupperware'," ujar Susnadi.
Polisi, katanya, sampai Selasa hari ini masih terus melakukan pengejaran pelaku terorisme di hutan-hutan dan lokasi perkebunan sekitar Desa Kilo, sambil melakukan olah TKP di lokasi baku tembak pada Senin (3/3) siang. Terkait dua orang anggota Brimob Polda Sulteng yang terluka dalam baku tembak kemarin, Susnadi mengemukakan, kondisi mereka membaik setelah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Poso. "Namun keduanya telah dievakuasi ke RSU Bhayangkara Palu untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi," ujarnya.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno menyebutkan dua orang polisi yang terluka pada kontak senjata itu adalah Bripda Baharuddin yang tertembak di bagian paha dan Bharada Syamsu Alam yang tertembak di pinggul.
Kontak senjata berawal dari operasi Polri melakukan pengepungan setekah mendapat informasi dari berbagai pihak mengenai adanya oknum-oknum yang lalu lalang membawa senjata api. Saat pengepungan, polisi kemudian mendapat serangan berupa tembakan bertubi-tubi dari para peneror sehingga terjadi kontak senjata antara pukul 13.00 sampai 16.00 WITA.