REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, dalam tanggapan atas pernyataan Presiden Amerika Serikat dalam satu wawancara dengan surat kabar AS mengatakan, pernyataan ambigu Presiden Barack Obama akan menyebabkan ketidakpercayaan berlanjut dan kerusakan pembicaraan-pembicaraan nuklir.
Menurut laporan Bagian Media Kementerian Luar Negeri di Teheran Senin malam, Marzeiyeh Afkham menambahkan bahwa bagian dari pernyataan Presiden Obama bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional dan bertentangan dengan semangat pembicaraan-pembicaraan diplomatik.
Bagian lain dari pernyataan Presiden Obama adalah ilusi tentang motif Iran untuk menarik perhatian dialog diplomatik, kata Afkham.
Dia menambahkan bahwa pernyataan tersebut telah kehilangan efeknya dalam suasana internasional saat ini.
Afkham menekankan sifat non-militeristik program nuklir damai Iran dan menggarisbawahi bahwa Iran, dengan melindungi hak-hak yang sah atas perjanjian internasional, telah mempertahankan struktur program nuklirnya dan akan melanjutkan kegiatan damainya pada program-programnya.
Mengacu pada upaya tertentu untuk merusak hubungan Iran dengan tetangga-tetangganya melalui Iranophobia, Afkham menggarisbawahi bahwa kebijakan seperti itu tidak berhasil di masa lalu dan tidak akan pernah berhasil di masa depan.
Dia juga menyebut upaya oleh kelompok-kelompok tertentu dan tekanan lobi Zionis untuk berdampak pada kebijakan luar negeri AS.
Dia mengatakan, sayangnya tampaknya pemerintah AS berada di bawah pengaruh sudut pandang radikal tersebut, dan ini telah meningkatkan pesimisme negara-negara Muslim terhadap Amerika Serikat.