REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pria paling tinggi di dunia, Sultan Kosen, mengunjungi Australia untuk pertama-kalinya. Kehadirannya membuktikan kepada anak-anak sekolah bahwa raksasa benar-benar ada.
"Saya suka Australia," kata Kosen ketika berkunjung ke Amity College di Sydney barat daya, baru-baru ini.
Petani berusia 31 tahun dari kota Mardin, Turki tenggara, itu tingginya mencapai 2,51 meter (8 kaki 3 inci).
Guinness World Records menobatkannya sebagai pria paling tinggi di dunia di tahun 2009.
"Masuk Guinness World Records membuka banyak peluang bagi saya," kata Kosen. "Saya bisa keliling dunia."
Berada di Sydney untuk Anatolian Turkish Festival yang diselenggarakan pada akhir pekan, Kosen disambut meriah oleh para pelajar Amity College.
Kepala Sekolah Deniz Erdogan mengatakan, para pelajar merasa sangat beruntung sebagai satu-satunya sekolah yang dikunjungi pria tertinggi itu.
Menurut Guinness World Records, Kosen adalah satu dari hanya 10 orang yang diketahui mencapai tinggi 8 kaki atau lebih.
Tetapi, menjadi orang tertinggi bukannya tanpa ketidak-nyamanan.
"Penerbangan dari Turki sangat tidak nyaman bagi saya," kata Kosen.
"Meskipun di kelas bisnis, tempat duduknya terlalu kecil dan begitu pula fasilitas lainnya."
Ia menambahkan: "Ketika bertumbuh dewasa saya sering mengalami kesulitan. Saya tidak bisa masuk ke mobil dan sulit mencari pakaian dengan ukuran saya. Saya tidak bisa ke sekolah karena kondisi kesehatan saya."
Pertumbuhan Kosen yang luar biasa dimulai pada usia 10.
Pertumbuhannya disebabkan oleh kondisi yang dikenal sebagai pituitary gigantism, karena produksi berlebihan dari hormon pertumbuhan.
Pada bulan Agustus 2010, Kosen menjalani operasi di Amerika Serikat untuk mengangkat tumor yang mempengaruhi kelenjar pituitary.
Operasi itu berhasil dan ia berhenti bertumbuh.
Meskipun mengalami berbagai ketidak-nyamanan, Kosen merasa senang menjadi orang tertinggi di dunia.
"Dari 7 milyar orang, saya memegang gelar unik ini."