Selasa 04 Mar 2014 15:48 WIB

Tuntunan Islam tentang Hidup Berdikari (2-habis)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Oleh: Nashih Nashrullah

Kebiasaan tidak meminta-minta dan tetap berdikari tersebut sangat ditekankan oleh Rasulullah. Ini seperti ditegaskan di riwayat Hakim bin Hizam yang disepakati oleh kebanyak imam hadis.

Dalam hadis tersebut, Rasul menyatakan, memberi lebih baik dari pada menerima atau meminta-minta. Dan barang siapa menjaga harga diri dengan tidak meminta-minta, maka Allah SWT akan cukupkan hidupnya. Para sahabat juga mempraktikkan tuntunan ini sebagai jalan hidup mereka.

Abu Hurairah, misalnya. Sahabat yang terkenal dengan periwayatan hadis paling banyak itu pernah bertutur, dirinya tidak akan menolak pemberian hadiah. Tetapi, ia paling pantang jika harus meminta-minta atau bahkan menjilat.

Syekh Yasir menasihati para ulama agar bertata krama dengan sifat mulia ini. Karena, ia mengungkapkan, Ibnu Hajar al-Asqalani pernah menegaskan, ulama yang tidak berhias dengan sifat ini dan cenderung suka menjilat atau meminta-minta maka petaka yang akan ditimbulkan jauh lebih besar dari bahaya seorang yang bodoh.

Akan tetapi, ujar Syekh Yasir, bila pemberian tersebut datang secara cuma-cuma tanpa disertai dengan meminta-minta, terimalah. Ini seperti hadis Rasulullah SAW dari Bukhari bahwa harta yang didapat tanpa menjilat atau meminta-minta, hendaknya tidak ditolak.  

Syekh Yasir pun berbagi kiat sederhana bagaimana agar tetap mandiri, berdikari, dan tidak enteng meminta. Tentu yang pertama ialah menekan syahwat dunia. Hasrat duniawi seseorang tidak akan puas. Bila terus dituruti maka tidak akan pernah bermuara. Syair berikut, menggambarkan bagaimana sepak terjang nafsu.

Dan barang siapa yang menyuapi nafsu segala apa yang diinginkan maka ia laksana memberi api yang berkobar dengan kayu kering nan banyak

Selanjutnya, kata Syekh Yasir, tetaplah ridha dan bersikap cukup atas pemberian dan rezeki Allah yang telah diberikan. Jangan pernah melihat nikmat Allah atas orang lain.

Di hadis yang muttafaq alaih Rasul pernah mengingatkan, tali yang dipecutkan di atas punggung seseorang lebih baik ketimbang ia mendatangi koleganya lalu meminta-minta.

Dan, berusahalah tetap berdoa agar Allah memberikan petunjuk senantiasa mandiri dan berdikari. Rasul konon tak pernah melewatkan doa berikut. “Allahumma inni as’alukal al-afafa wal ghina (Ya Allah aku meminta kepada-Mu sikap terjaga dan kaya)”.

Dan, tentunya, iringi doa tersebut dengan usaha nyata Anda. Karena, bagaimanapun kemandirian berusaha dan bekerja itu adalah sebaik-baik aktivitas. Ini seperti ditegaskan hadis Bukhari dari Rafi’ bin Khadij RA.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement