REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) dinilai mampu untuk menguasai aktivitas eksplorasi panas bumi di Indonesia. Syaratnya, pemerintah harus berkomitmen serius untuk mendukung Pertamina dan perusahaan nasional lainnya secara nyata.
Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan, Pertamina hanya terkendala masalah dana yang disebabkan tak adanya dukungan pemerintah. Ini karena tidak seperti negara-negara lain, semisal Malaysia, yang menganakemaskan Petronas sebagai perusahaan migas nasional.
Komaidi melukiskan, di Malaysia, pendapatan yang dihasilkan Petronas diputar untuk berinvestasi kembali untuk mengembangkan bisnis. Sedangkan di Indonesia, keuntungan Pertamina dimasukkan sebagai pendapatan negara.
Sebelumnya, Chevron memenangi tender wilayah kuasa pertambangan (WKP) di Gunung Ceremai. Komaidi menilai, Pertamina mampu dan sanggup untuk mengelola lahan tersebut.
Pemerintah, kata dia, seharusnya memberikan potongan dividen kepada Pertamina. ''Dari seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 50 persen dividen untuk negara berasal dari Pertamina,'' kata dia kepada Republika, Selasa (4/3) sore.
Menurut Komaidi, aktivitas eksplorasi panas bumi Pertamina sudah teruji di Kamojang. Artinya, sebagai ujung tombak negara di sektor energi sudah saatnya pemerintah memberikan keleluasaan gerak kepada Pertamina.
Salah satunya, lanjut dia, dengan memberikan potongan dividen lebih besar untuk Pertamina. Nantinya, dana tersebut bisa untuk melakukan aktivitas di sektor energi yang hasilnya bisa dinikmati masyarakat Indonesia.