Selasa 04 Mar 2014 20:41 WIB

Korsel 'Ngebet' Reuni Pakai Video, Korut Pikir-Pikir

Park Geun-hye terpilih menjadi presiden wanita pertama Korsel dalam pemilu yang digelar Rabu (19/12)
Foto: AP
Park Geun-hye terpilih menjadi presiden wanita pertama Korsel dalam pemilu yang digelar Rabu (19/12)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL --  Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye memerintahkan kabinet pada Selasa (4/3) untuk memulai pembicaraan dengan Korea Utara mengenai masalah komunikasi melalui surat dan pesan video untuk keluarga yang terpisah oleh Perang Korea. Komentar ini muncul  setelah kedua Korea pekan lalu mengadakan reuni tatap muka keluarga untuk pertama kalinya sejak tahun 2010.

Korea Selatan telah mengusulkan untuk mengadakan pertemuan serupa itu secara teratur. Tapi Utara, yang sering mencoba untuk menggunakan pertemuan itu sebagai  alat tawar-menawar diplomatik, belum menanggapinya.

Puluhan ribu warga Korea Selatan telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam acara reuni ini. Banyak yang berusia 70-an dan 80-an, dan berharap akan bertemu dengan keluarga mereka untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Tahun lalu, lebih dari 3.000 warga Korea Selatan meninggal dunia sementara nama mereka termasuk dalam daftar tunggu.

Seperti dilansir voanews.com, Park mengatakan dalam rangka mengakomodasi semua orang yang ingin berpartisipasi, setidaknya 6.000 orang harus diperbolehkan untuk bertemu dengan kerabat  mereka di sisi yang lain dari perbatasan setiap tahun.

Korea  Utara dan Selatan dilarang oleh pemerintah mereka untuk berhubungan satu sama lain. Kedua negara tetap dalam keadaan perang setelah konflik tahun  1950, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement