REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sembilan bom terutama ditujukan kepada daerah berpenduduk sebagian besar Syiah di Bagdad, Irak, menewaskan setidak-tidaknya 14 orang dan mencederai puluhan lagi pada Rabu.
Irak dilanda pertumpahan darah, yang mencapai tingkat tertinggi sejak 2008, dipicu kekecewaan luas di kalangan suku kecil Arab Sunni dan perang saudara di Suriah.
Baghdad adalah salah satu dari kota sering menjadi sasaran di negara itu dan dilanda ledakan bom serta tembakan hampir setiap hari.
''Tujuh bom mobil dan dua bom pinggir jalan, yang menghantam enam daerah berbeda Baghdad, juga mencederai lebih dari 70 orang,'' kata sumber-sumber itu.
Serangan tunggal paling mematikan adalah bom-bom mobil di distrik Karrada Baghdad tengah dan Shuala di utara ibu kota itu. Serangan masing-masing menewaskan tiga orang.
Ledakan di Bagdad terjadi sehari setelah para pembom bunuh diri menyerang kantor dewan kota di Samarra di utara Baghdad. Pelaku menyandera para karyawan.
Seorang pembom lainnya meledakan kendaraan yang membawa bahan peledak setelah polisi dan milisi anti-Al Qaida tiba di lokasi itu. Sementara, dua penyerang yang berada di dalam gedung itu juga meledakkan bom yang mereka bawa setelah baku tembak dengan pasukan keamanan.