REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — TNI AL telah mengambil langkah cepat guna mencegah kemungkinan terjadinya ledakan susulan di Gudang Amunisi Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat (Armabar) Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Sesuai SOP, lokasi ledakan sudah kami genangi dengan air. Penggenangan ini bertujuan untuk mendinginkan suhu di tempat tersebut, sehingga kami dapat memastikan tidak akan terjadi lagi ledakan lainnya,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksmana Pertama TNI Untung Suropati, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (5/3) sore.
Sebelumnya, sebuah ledakan terjadi di Gudang Amunisi Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat (Armabar) sekitar Pondok Dayung Tanjung Priok, Jakarta Utara, sekitar pukul 10.00 WIB. Akibatnya, kata Untung, fasilitas tersebut kini dalam kondisi 90 persen rusak.
Ia menjelaskan, Gudang Amunisi TNI AL Pondok Dayung berbeda dengan gudang peluru milik Marinir Angkatan Laut di Cilandak, Jakarta, yang juga meledak pada 1984. “Tempat ini (Pondok Dayung) tidak sebesar Cilandak. Amunisi yang ada di sini kebanyakan hanya untuk senjata-senjata ringan seperti pistol dan senapan. Namun, efek ledakan kali ini terbilang dahsyat karena ada bahan peledak cadangan (TNT) yang disimpan di sini juga ikut meledak,” jelasnya.
TNI AL mencatat, terdapat 87 korban akibat insiden tersebut dengan berbagai kondisi, mulai dari luka berat, sedang dan ringan. Satu orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia, yakni Sersan Satu (Sertu) Anumerta TNI Imam Syafii. Ia berasal dari Satuan Satuan Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Sat Fasharkan) TNI AL di Pondok Dayung.