REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan kembali menggelar Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar (Munas Konbes) pada bulan Mei 2014 mendatang.
Berbagai hal di internal dan eksternal akan dijadikan materi bahasan, di antaranya Ahlul Halli wal Aqdi, kode etik berdakwah dalam Islam, perekonomian, dan ketatanegaraan.
"Alhamdulillah rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah baru saja selesai. Beberapa yang dibahas pelaksanaan Munas dan Konbes yang akan dilaksanakan 9 sampai 11 Mei 2014 di Pondok Pesantren Al Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur."
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menjelaskan hal itu usai rapat di Pesantren Al-Hamid Cilangkap, Jakarta Timur. Rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah dilaksanakan di Gedung PBNU lantai 5, Senin (3/3/2014).
Kiai Said mengatakan, Munas dan Konbes PBNU mendatang mengangkat tema besar penataan organisasi untuk menjadikan NU sebagai jam'iyyah yang disiplin dan baik.
Materi di internal yang akan dibahas adalah metode Ahlul Halli wal Aqdi. "Itu (Ahlul Halli wal Aqdi) salah satu yang akan dibahas. Ada materi-materi lain di internal PBNU yang akan dibahas," ungkapnya.
Selain materi di internal PBNU, beberapa hal yang bersifat eksternal akan dibahas di Munas dan Konbes mendatang. Antara lain isu perekonomian nasional, ketatanegaraan, dan kode etik berdakwah dalam Islam.
"Seperti Munas dan Konbes tahun lalu, akan ada rekomendasi dari PBNU untuk setiap materi yang dibahas," kata Kiai Said.
Oktober 2012 PBNU melaksanakan Munas dan Konbes di Pondok Pesantren Kempek, Cirebon Jawa Barat. Rekomendasi dari materi ekternal yang dibahas antara lain ancaman boikot bayar pajak, jika pengelolaan dana yang digalang dari masyarakat tidak dilakukan secara benar.
Selain soal pajak, juga masalah revisi sejumlah Undang-undang di bidang Energi dan Sumber Daya Alam yang dalam pelaksanaannya dinilai tidak berpihak ke masyarakat.