REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamis (6/3) dunia hiburan Indonesia dihentakkan dengan kabar kepergian seorang entartainer sejati. Seseorang yang memiliki karakter kuat, sehingga gayanya selalu mudah diingat dan diterima berbagai kalangan, juga lintas generasi.
Tidak hanya generasi tahun 80 atau 90-an, tapi juga 2000, bahkan hingga kini. Ya, dialah Djuhri Masdjan atau yang lebih dikenal dengan sapaan Jojon. Komedian yang profesional di bidangnya, rendah hati di pergaulan, serta orang bertanggung jawab di dalam keluarga.
Jojon lahir di Karawang pada 5 juni 1947. Jojon menapaki karier sebagai pelawak dan kemudian merambah ke dunia peran. Di dunia lawak, Jojon merentas karier bersama Jayakarta Grup yang diisi sederetan nama seperti Hasanuddin atau U'u, Suprapto atau Esther, Chaplin dan Cahyono yang eksis pada tahun 70 dan 80-an.
Hampir tiap hari wajah mereka menghiasi layar kaca. Bahkan begitu terkenalnya, produser meminta kelompok lawak ini membintangi sejumlah film. Sejumlah film terkenal yang pernah mereka bintangi adalah "Tiga Dara Mencari Cinta" pada 1980, "Okey Boss" tahun 1981, "Apa Ini Apa Itu" tahun 1981 dan "Barang Antik" tahun 1983. Selain itu, mereka juga merekam lawakan dalam pita kaset.
Namun pada era 90-an, satu persatu anggotanya hengkang. Jojon kemudian memilih bersolo karier dengan menjadi pelawak tunggal.
Sebagai seorang pelaku hiburan sejati, Jojon tahu cara mempertahankan diri. Alhasil kumis kecil ala Charlie Chaplin atau Adolf Hitler dan celana bretel menggantung menjadi ciri khasnya. Hal itu yang kemudian membuat Jojon mudah diingat oleh para penggemarnya. Dia juga pernah mengeluarkan album lagu pop Sunda berjudul Pamali.
Jojon dikenal sebagai sosok yang ramah dan baik terhadap siapapun yang berada di sekitarnya. Jojon merupakan pelawak yang sangat berbakat, sampai tua pun ia tetap bisa memberikan kelucuan dan hiburan yang segar.
Film yang paling membuatnya terkenal adalah "Okey Boss" pada tahun 1981, dimana ia berperan sebagai seorang Direktur PT Rejeki Nomplok, sebuah perusahaan yang mengekspor ubur-ubur, rajungan dan kepiting. Namun saat dirumah, sang Direktur ini harus mengepel lantai, berbelanja ke pasar dan memasak, sementara sang istri jogging bersama sejumlah wanita tetangganya.
Dalam film ini Jojon digambarkan sebagai sosok yang lugu dan "bloon". Para pegawainya tak menaruh hormat padanya sama sekali. Istrinya yang diperankan oleh Enny Haryono menempatkannya sebagai pembantu, namun Jojon menerima semua hal itu dengan lapang dada.
Suatu pagi, sang direktur bertugas memasak air. Kalau normal dan waras, dia sesungguhnya tak perlu menyentuh ceret yang sedang mendidih dan mengeluarkan isyarat dengan bunyi seperti peluit. Namun memang dasar Jojon, ceret yang panas itu dipegangnya, dan dia meringis kepanasan.
Jojon selalu bertingkah lucu dalam setiap film yang ia bintangi, walau harus selalu menderita disetiap perannya untuk memberikan kelucuan bagi para penonton.
Dalam kehidupan sehari-hari Jojon merupakan sosok kepala keluarga yang sukses. Perangainya yang selalu mengundang tawa sangat berbanding terbalik dibanging saat ia menjalani peran sebagai kepala keluarga.
Jojon juga merupakan pribadi yang religius, dia merupakan lulusan dari pondok pesantren Wanaraja. "Jojon adalah guru ngaji saya, dan dia lah yang membimbing saya menjadi seorang muallaf," ungkap Cahyono.
Jojon tak mau kalah dari para juniornya, ia pun masih eksis di dunia hiburan pada masa kini. Ia pernah membintangi film "Mau Dong Ah" yang disutradarai oleh Christian Pauli yang dirilis pada tahun 2009. Namun ia selalu berbagi pengalaman dengan para juniornya.
Ia tidak sombong walaupun dirinya lebih dulu berkiprah di dunia hiburan. Jojon merupakan sosok yang baik bagi para juniornya seperti trio parto, dan juga jojon sering tampil di acara hiburan disalah satu stasiun televisi pada saat bulan Ramadhan.
Namun kini, sosok sederhana, periang dan pembuat kelucuan itu telah wafat. Jojon menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Primer, Jatinegara, Jakarta Timur pada Kamis (6/3) pukul 06.10 WIB.
Jojon meninggal pada usia 66 tahun, ia memiliki riwayat penyakit jantung dan juga asma. Pelawak dengan kumis ala charlie chaplin itu masuk kerumah sakit pada hari Senin (3/3) dini hari.
Jojon sempat dirawat di runag UGD selama dua hari kemudian di pindahkan ke ruangan intensive care. Namun sayang, nyawanya tak tertolong. Kini pria yang menjadi inspirasi bagi para juniornya di dunia hiburan telah pergi untuk selama-lamanya.
Jenazah Jojon langsung dibawa kerumah duka pada pukul 08.00 WIB di JL Puri Pangeran No.3, Imperial Golf Estate, Sentul City, Bogor. Jenazah Jojon dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat.
Selamat jalan Om Jojon.