REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kelompok pro-pemerintah Front Persatuan untuk Demokrasi melawan Kediktatoran (UDD) Kamis menegaskan kembali bahwa ia tidak akan mendukung separatisme dan pembentukan kelompok bersenjata, tetapi disebut-sebut para pendukungnya bergabung pada demonstrasi massa Sabtu ini.
Ketua UDD Thida Thavornseth membacakan pernyataan empat pasal kelompok itu yang mengatakan, bahwa UDD memiliki tujuan politik yang jelas, mendukung demokrasi di bawah monarki konstitusional Thailand.
Dia mengatakan, beberapa orang mungkin merasa "geram" dengan adanya gerakan-gerakan dari beberapa organisasi independen dan militer, sehingga dalam penyusunan kata-kata ironis tanpa benar-benar berniat untuk memulai langkah apapun untuk memecah-belah negara menjadi wilayah-wilayah.
Thida mengatakan, UDD tidak akan melakukan apapun, termasuk memisahkan negara ini, yang ditentang oleh mayoritas Thailand.
Dia mengatakan pembentukan kelompok bersenjata juga bukan kebijakan Baju Merah.Pemimpin UDD Nisit Sinthuprai mengatakan, para pendukung Baju Merah akan mengadakan aksi massa lain di Utara Sabtu ini.
Dia mengatakan, para pengunjuk rasa akan memulai demonstrasi mereka di Provinsi Lampang, melewati Lamphun dan kemudian berhenti di Chiang Mai pada sore harinya, di mana panggung utama unjuk rasa terletak.
Pemimpin penting Baju Merah Key Vorachai Hema Kamis mengecam operasi keamanan militer di sekitar Taman Lumpini di mana Komite Reformasi Demokratik Rakyat (PDRC) yang dipimpin oleh Suthep Thaugsuban telah berkemah.
Dia mengatakan, tindakan militer dapat dianggap sebagai perlindungan dari para pengunjuk rasa anti-pemerintah.
Dia juga mendesak panglima militer Jenderal Prayuth Chan-ocha untuk menarik pasukan dan mengembalikan mereka ke barak mereka, dengan mengatakan bahwa negara tidak dalam keadaan perang.