REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemasangan jembatan darurat di bekas Jembatan Klangon, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jatim, terus dikebut. Hal ini dilakukan untuk memberikan akses kepada warga setempat yang sempat terisolir akibat lahar dingin letusan Gunung Kelud.
Suprawoto, salah satu mandor pemasangan jembatan di Dusun Sedawun, Desa Pandansari, mengaku rangkaian jembatan itu harus selesai maksimal Jumat (7/3) sehingga pada Sabtu (8/3) atau Ahad (9/3) jembatan itu sudah bisa digunakan warga untuk beraktivitas.
Sementara, hingga kini pemasangan rangkaian jembatan tinggal 20 persen dari total seluruh rangkaian, dan akan segera tersambung dengan Dusun Sedawun.
Sebelumnya, Jembatan Klangon yang memiliki panjang sekitar 30 meter dengan lebar sekitar 8 meter itu hancur tergerus lahar dingin.
Berdasarkan pantauan di Dusun Sedawun, rangkaian jembatan sudah hampir selesai. Meski demikian, masih belum bisa digunakan karena hanya berbentuk rangkaian dan belum dibangun jalan di antara rangkaian jembatan.
Sedangkan aktivitas warga setempat dengan dusun lainnya, masih tetap bisa dilakukan, namun cukup berbahaya karena menggunakan jembatan darurat dari bambu yang tidak mempunyai pondasi kokoh, sehingga rawan rubuh dan tergerus lahar dingin.
Selain itu, warga masih menggunakan tambang yang diikatkan antara pohon dan saling berseberangan seperti "flying fox" untuk mengirimkan bantuan makanan kepada warga dusun.
Berdasarkan data Pemkab Malang, warga Dusun Sedawun memiliki 312 penduduk yang terdiri dari 308 orang dewasa dan 4 balita. Di dusun itu juga terdapat 1 unit mobil milik TNI yang terjebak tidak bisa kembali karena jembatan rusak.
Pemkab Malang juga mencatat, ada empat jembatan yang butuh segera diperbaiki akibat tergerus lahar dingin pascaerupsi Gunung Kelud, yakni Jembatan Kali Sambong, Jembatan Klangon, Jembatan Kedungrejo serta Jembatan Ngambal.
Dan dalam perbaikannya, pemkab telah mengusulkan ke Pemprov Jatim agar sementara jembatan dibangun darurat (bally) agar bisa dipergunakan warga.