REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Penelitian yang dilakukan BKKBN tentang remaja, kurang dari 30 persen remaja yang curhat (menceritakan masalahnya) ke orangtua. Terutama apabila mereka mempunyai masalah dengan pacar, masalah pribadinya.
Hal itu dikemukakan Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Pusat Dr Wendi Hartanto, Kamis (6/3). Karena remaja umumnya takut dengan orangtua untuk menceritakan masalahnya. Justru para remaja lebih sering curhat dengan teman sebaya.
Karena itu BKKBN menggarap remaja dengan adanya pusat konseling remaja. Sehingga generasi muda menjadi generasi berencana. Jangan sampai remaja terkena narkoba, HIV.AIDS dan lain-lain.
BKKBN juga melatih teman sebaya baik di sekolah maupun di kelompok Karang Taruna, Pramuka. Supaya mereka mempunyai pengetahuan dan wawasan tentang kesehatan reproduksi sehingga bisa memberikan konsultasi kepada teman-temannya.
Lebih lanjut Wendi mengatakan pendidikan kesehatan reproduksi ini penting diberikan kepada para remaja, terutama laki-laki. Kalau terjadi sesuatu tentu yang menjadi korban wanita.
Dia harus menanggung malu, keluarga, kemudian tidak bisa melanjutkan sekolah dan harus merawat anak. Sedangkan laki-laki masih bisa melanjutkan sekolah.
''Masa depan wanita tersebut tidak ada karena dengan terpaksa harus melahirkan anak yang tentu saja sebetulnya tidak dia inginkan karena ketidaktahuannya. Karena itu pendidikan kesehatan reproduksi itu penting diberikan kepada remaja sejak usia SMP,'' tuturnya.