REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kalah bersaing dengan yayasan penyalur tenaga kerja (naker). Dinas tersebut seolah-olah tak 'bertaring' untuk menyalurkan tenaga kerja. Karena, penyaluran naker itu 100 persen dikuasai oleh yayasan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang, Widjodjo GS, mengatakan saat ini pihaknya sedang mengatur strategis supaya dinas memiliki kemampuan untuk menyalurkan naker.
Dengan kata lain, supaya perusahaan bisa menyerap tenaga kerja yang ditawarkan oleh dinas. Salah satu strateginya dengan memerkuat peran balai latihan kerja (BLK).
"Jadi, setiap lulusan BLK harus semuanya terserap perusahaan. Tanpa harus melalui yayasan," ujar Widjodjo.
Menurutnya, dalam setahun jumlah pencari kerja yang mendatangi dinas mencapai 42 ribu. Akan tetapi, yang terserap oleh perusahaan sekitar 6.000 orang saja. Keterserapan itu sangat rendah. Sedangkan, tenaga kerja yang disalurkan oleh yayasan diprediksi lebih besar.
"Karena itu, kami ingin naker yang disalurkan oleh kami bisa diterima perusahaan," ujarnya.