REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Assosiasi Muslim Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Amphuri) Fuad Hasan Mashuri melihat, fenomena anak-anak umrah sebagai hal positif.
Ia menilai, pergi umrah pada masa kecil tak jauh berbeda dengan memberikan pembekalan anak-anak pada kalimat dua syahadat atau pengenalan surah al-Fatihah. “Saya melihatnya tren ini sebagai pendidikan yang sangat baik bagi mereka menatap masa depannya,” ujarnya.
Ia mengakui pada masa liburan memang cukup besar anak-anak yang turut serta umrah bersama orang tuanya. Ia juga menegaskan, untuk umrah batasan yang diberikan Pemerintah Arab Saudi sangat berbeda dengan masa haji.
Umrah dapat dilakukan di luar musim haji dan itu berdurasi sampai sembilan bulan. Sebaliknya, untuk ibadah haji, hanya dilakukan sekali dalam setahun.
Fuad yakin dengan besarnya angka jamaah anak-anak yang pergi umrah tidak akan memengaruhi kesempatan orang tua yang sudah sepuh untuk menuju ke Tanah Suci.
“Karena ini dua hal yang berbeda. Kalau umrah bisa dilakukan kapan saja dan tidak ada pembatasan kuota. Sedangkan, kalau haji dilakukan di waktu tertentu dan itu memiliki kuota yang terbatas,” paparnya.
Walau tak ada larangan kepada jamaah anak-anak, namun Fuad tetap mengingatkan agar setiap orang tua bisa memperhatikan secara cermat aktivitas buah hati mereka sewaktu di Tanah Suci.
Seperti tertulis di sebuah laman daring, anak-anak sangat disarankan untuk menghindari periode waktu di Tanah Suci saat cuaca sedang ekstrem. “Jika berumrah saat awal Juni atau Juli, udara di Tanah Suci itu sudah cukup panas bagi orang Indonesia. Hal ini tentu bisa berefek menjadi cepat lelah dan dingin. Kondisi seperti inilah yang harusnya menjadi perhatian,” katanya.
Mencari travel murah
Mencari travel haji dan umrah yang bisa dipercaya tak semudah membalik telapak tangan. Sebelum calon jamaah menyimpan rasa kecewa, Raudhah Amani Wisata (Ramani) Tours and Travel mencoba meredamnya.
Upaya itu dilakukan dengan cara mem beberkan segala kemungkinan terburuk yang mungkin saja terjadi jika berangkat ke Tanah Suci bersama Ramani.
“Kami tidak mau para jamaah itu menaruh harapan terlalu tinggi. Ibaratnya, sejak awal kami sengaja menjelaskan hal-hal yang jelek dulu agar mereka nantinya tidak kecewa kepada kami,” kata Direktur Utama Ramani Travel, Djadjang Sudradjat.