Jumat 07 Mar 2014 11:38 WIB

Industri Vitamin Bantah Produknya tak Bermanfaat

Vitamin untuk anak/ilustrasi
Foto: npr.org
Vitamin untuk anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Industri obat membantah tudingan vitamin yang dikonsumsi anak tak bermanfaat. Industri vitamin mengatakan pihaknya setuju  kalau anak-anak yang sehat  memang tidak membutuhkan vitamin.

Industri obat lantas mengutip riset  yang menyebutkan kalau ada sekitar 95% anak yang tidak mengkonsumsi sayur-sayuran dalam jumlah  yang cukup sebagaimana direkomendasikan ahli gizi. Kondisi ini memaksakan anak-anak harus banyak menerima asupan vitamin.

Direktur Eksekutif Industri Pengobatan Sendiri Australia (ASMI), Dr. Deon Schoombie mengatakan zat gizi sangat penting untuk pertumbuhan badan anak yang normal.

"Karena itu jika anak tidak mendapatkan jumlah gizi yang mereka perlukan dalam diet mereka, maka mereka harus melengkapinya dari sumber lain,” katanya lagi.

Namun demikian Kepala Unit Kesehatan Anak dari Royal Australian College, Professor Sue Moloney mengatakan anak-anak yang tidak sepenuhnya makan makanan bergizi seringkali diberikan vitamin oleh orang tuanya yang berpikir itu tindakan yang benar. Padahal menurut Moloney, konsumsi vitamin berdosis tinggi bisa  memicu gangguan kesehatan dan terkadang sampai harus dilarikan ke rumah sakit.

"Sejumlah vitamin seperti  A, D, E dan K –apa yang kita sebut vitamin larut lemak, mereka dapat terakumulasi dalam tubuh  jika diminum dalam dosis tinggi dan menjadi beracun, "kata Associate Professor Moloney.

Profesor Moloney mengaku pernah menangani satu pasien anak yang menderita pembengkakan pada otak akibat keracunan vitamin.

Karenanya Moloney menganjurkan jika asupan makanan (diet) anak bagus, maka tidak perlu mengkonsumsi suplemen.  Dan sebaiknya pemenuhan vitamin anak sebaik mungkin diupayakan melalui asupan makanan langsung bukan dari suplemen.

"Kita jarang perlu memberikan suplemen vitamin bahkan pada anak-anak yang mengalami gizi buruk sekalipun di masyarakat,” tegas Moloney.

sumber : abc
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement