REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Industri obat membantah tudingan vitamin yang dikonsumsi anak tak bermanfaat. Industri vitamin mengatakan pihaknya setuju kalau anak-anak yang sehat memang tidak membutuhkan vitamin.
Industri obat lantas mengutip riset yang menyebutkan kalau ada sekitar 95% anak yang tidak mengkonsumsi sayur-sayuran dalam jumlah yang cukup sebagaimana direkomendasikan ahli gizi. Kondisi ini memaksakan anak-anak harus banyak menerima asupan vitamin.
Direktur Eksekutif Industri Pengobatan Sendiri Australia (ASMI), Dr. Deon Schoombie mengatakan zat gizi sangat penting untuk pertumbuhan badan anak yang normal.
"Karena itu jika anak tidak mendapatkan jumlah gizi yang mereka perlukan dalam diet mereka, maka mereka harus melengkapinya dari sumber lain,” katanya lagi.
Namun demikian Kepala Unit Kesehatan Anak dari Royal Australian College, Professor Sue Moloney mengatakan anak-anak yang tidak sepenuhnya makan makanan bergizi seringkali diberikan vitamin oleh orang tuanya yang berpikir itu tindakan yang benar. Padahal menurut Moloney, konsumsi vitamin berdosis tinggi bisa memicu gangguan kesehatan dan terkadang sampai harus dilarikan ke rumah sakit.
"Sejumlah vitamin seperti A, D, E dan K –apa yang kita sebut vitamin larut lemak, mereka dapat terakumulasi dalam tubuh jika diminum dalam dosis tinggi dan menjadi beracun, "kata Associate Professor Moloney.
Profesor Moloney mengaku pernah menangani satu pasien anak yang menderita pembengkakan pada otak akibat keracunan vitamin.
Karenanya Moloney menganjurkan jika asupan makanan (diet) anak bagus, maka tidak perlu mengkonsumsi suplemen. Dan sebaiknya pemenuhan vitamin anak sebaik mungkin diupayakan melalui asupan makanan langsung bukan dari suplemen.
"Kita jarang perlu memberikan suplemen vitamin bahkan pada anak-anak yang mengalami gizi buruk sekalipun di masyarakat,” tegas Moloney.