REPUBLIKA.CO.ID, Antara ilmu dan amal ada keterkaitan erat. Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah. Amal tanpa ilmu, laksana pohon tak berakar.
Ada yang salah dengan cara para pelajar masa kini dalam upaya menuntut ilmu. Mereka seharusnya mampu menghayati ilmu yang mereka pelajari sehingga semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beberapa hal menjadi catatan pribadinya.
Pertama, mereka paham semua itu dilarang, tapi terus melakukan. Penyebabnya mereka tidak dekat dengan Allah. Mereka berilmu tapi hati mereka masih hampa dari sentuhan spiritual.
"Al-Ghazali menyebutnya rajulun yadri annahu la yadri, artinya seseorang yang mengetahui tapi sebenarnya tidak," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Assalam, Plered, Purwakarta, Ustaz Muhtar Sadili.
Muhtar prihatin dengan kondisi pelajar saat ini. Sebagian dari mereka terlibat dalam tawuran antarpelajar, mengonsumsi narkoba, dan melakukan perzinahan. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan 70 persen dari total sekitar empat juta pecandu narkoba di seluruh Indonesia adalah pelajar.
Pelajar yang terlibat tawuran ada saja. Seks bebas juga tidak lepas dari mereka. “Mereka tahu semua itu maksiat, tapi tetap saja mereka lakukan, bahkan menikmatinya,” kata Muhtar.
Orang-orang seperti ini, menurutnya, tidak bisa menjadi panutan masyarakat, karena belum mampu mengarahkan dan membimbing mereka. “Bahaya,” ujarnya.
Namanya ilmu, papar Muhtar, harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu, begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Suatu perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia, yaitu setelah berilmu lalu beramal.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh atau setiap perbuatan kebajikan yang diridai oleh Allah SWT. Amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam hal ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia, seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, dan ilmu sosial.
Mengiringi ilmu dengan amal merupakan keharusan. Muhtar menjelaskan, ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal bisa lurus dan berkembang bila didasari ilmu. Berbuat tanpa didasari pengetahuan tidak ubahnya dengan berjalan bukan di jalan yang benar, tidak mendekatkan pada tujuan melainkan menjauhkan.