Jumat 07 Mar 2014 13:49 WIB

Nasabah Tertipu Paket Pintar Panin Bank

Pameran Mobil (ilustrasi)
Foto: republika
Pameran Mobil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ini peringatan bagi calon pembeli kendaraan dengan cara mencicil lewat bank. Seperti yang dialami Hadi (30 tahun), warga Kalisari, Jakarta Timur yang menjadi korban bujuk rayu sales marketing dealer mobil yang tengah menggelar acara promosi di Cempaka Mas, Jakarta Pusat.

Alih-alih ingin mendapatkan kemudahan dari promosi Paket Pintar Panin Bank, buntutnya dia harus menanggung rugi yang cukup banyak. Ceritanya begini. Hadi yang berencana membeli cicilan kendaraan lansung mendatangi sebuah pameran di Cempaka Mas, Jakarta Pusat. Hadi pun memilih program paket pintar seperti yang ditawarkan sales mobil di pameran tersebut. Di lokasi promosi tersebut sales promosi Syarifudin menjelaskan, ihwal paket pintar Panin Bank kepada Hadi.

Disebutkan, pada program tersebut memiliki dua tahap KPM yang harus dijalankan. Tahap pertama dengan uang muka Rp 25 juta sedangkanberkewajiban setor angsuran sebesar Rp 2,75 juta selama tiga tahun. Setelah tiga tahun kredit, dilanjutkan ke tahap kedua untuk angsuran selama dua tahun. Namun sebelumnya nasabah  harus memasukkan uang muka kembali dengan beberapa pilihan nominal sesuai dengan kemampuan nasabah. "Akhirnya saya berpikiran untuk memilih DP  sebesar Rp 6 juta dengan cicilan selama dua tahun sebesar Rp 2,8 juta - Rp 2,9 juta, Atau setelah masa tiga tahun itu bila saya mau melunasi sisa kredit tersebut angka yang harus di setorkan sebanyak Rp 85 juta," papar Hadi.

Penjelasan sales itu pun disepakati Hadi dan langsung melakukan booking fee Rp 5 juta. Setelah harga dan jenis mobil disepakati, selanjutnya beberapa hari kemudian sales dari Panin Bank mendatangi rumahnya dan memprores akad kredit kendaraan. Tak dijelaskan, soal adanya program Paket  Pintar.

Setelah tiga tahun kredit berjalan, Hadi pun kembali ke kantor Panin Bank Kelapa Gading untuk perpanjangan kedit. Saat bertemu dengan pihak Panin Bank yang diwakili  Hendra sebagai supervisor dan salesnya, Farid, mereka menjelaskan bahwa program tersebut sudah dihentikan berdasarkan keputusan dari kantor pusat Panin Bank. Kontan saja penjelasan itu membuat Hadi terperanjat dan merasa dirugikan. "Karena paketnya dihentikan sepihak, bila ingin melanjutkan masa kredit selama dua tahun ke depan, jumlah cicilannya menjadi Rp 4,2 juta dan masa kredit selama tiga tahun ke depan jumlah cicilannya sebesar Rp 3,1 juta, atau bila ingin melunasinya sebesar Rp 85 juta," keluhnya.

Hadi pun menanyakan ihwal penghentian paket dimaksud yang menurutnya sudah menjebak dirinya dan nasabah boleh jadi lainnya . Dijawab keduanya, " "Ya ini sudah regulasi dari pusat pak dan kami sebagai pelaksana juga tidak bisa apa-apa" .

Hadi kembali dibuat terkejut saat Farid mengaku jika  sebenarnya program tersebut (paket pintar Panin Bank) juga tidak pernah ada, Hadi pun kembali mencecarnya dengan pertanyaan kenapa informasi ini berupa selebaran paket pintar bisa berada di tangan sales-sales penjual mobil dan dengan gamblangnya mereka mengedukasi calon pembeli tentang paket pintar tersebut.

Kedua orang bank itu tidak menjawabnya. Menurut Hendra kebijakan penghapusan paket itu lantaran imbas dari naiknya suku bunga yang di keluarkan oleh BI. Dia juga mengatakan bahwa nasabah yang kecewa seperti dirinya sudah banyak. ' Selama ini belum ada beritanya di media, jadi silakan saja diberitakan ke media," tantangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement