REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irwan Kelana
JAKARTA – Pameran buku Islam atau Islamic Book Fair (IBF) 2014 tidak hanya diserbu para pengunjung dari dalam negeri. Pameran tahunan yang digelar di Istora Senayan Jakarta sejak Jumat (28/2) itu juga diminati para pembeli dari luar negeri.
“Banyak pembeli dari luar negeri yang datang ke IBF. Terbanyak dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Selain itu, Timur Tengah,” kata Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Afrizal Sinaro, Kamis (6/3).
Para pengunjung dari Malaysia, Singapura, dan Brunei pada umumnya adalah pedagang. “Mereka membeli buku-buku terbitan penerbit Indonesia dalam jumlah banyak untuk dijual kembali di negara mereka,” ujar Afrizal.
Ada juga di antara mereka yang merupakan penerbit. Mereka datang ke IBF untuk membeli copy right buku-buku yang cocok untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu atau bahasa setempat dan diterbitkan di sana.
Wakil Ketua Panitia IBF 2014 M Anis Baswedan mengemukakan, para pengunjung dari Timur Tengah ada beberapa tipe. Ada yang merupakan penerbit, mereka datang ke IBF menawarkan buku-buku terbitan mereka untuk diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia.
Ada pula penerbit yang baru sekali datang ke Indonesia. Mereka berusaha memantau perkembangan situasi dan kondisi dunia penerbitan di Indonesia. Selain itu, banyak pula ekspatriat dari negara-negara Timur Tengah yang bekerja di Indonesia.
Para ekspatriat datang untuk membeli buku-buku Islam berbahasa Arab karya para penulis Timur Tengah. “Banyaknya pengunjung dari mancanegara menunjukkan IBF kini mendapatkan perhatian dari masyarakat luar negeri,” ujar Anis.
Salah satu tokoh dari mancanegara yang datang ke IBF 2014 adalah Tan Sri Rais Yatim. Ia menteri senior dan penasihat Pemerintah Malaysia. Ia bahkan sudah hadir sejak pembukaan IBF.
Pada kesempatan itu, ia menyerahkan buku karyanya Pantun dan Bahasa Indah kepada Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh lainnya. “IBF di Jakarta merupakan pameran buku Islam terbesar di Asia Tenggara,” katanya.
Rais merasa senang karena berkesempatan memperkenalkan bukunya di pameran ini. Ia mengatakan, pada saat bersamaan, di Kuala Lumpur juga sedang digelar acara pameran buku Islam yang juga namanya sama, IBF. “Namun, IBF di Kuala Lumpur tidak seramai IBF di Jakarta.”
Dari dalam negeri, pengunjung tak hanya individu, tetapi juga pedagang buku dari daerah. Paling banyak dari Aceh.
Mereka memborong buku-buku yang menurut mereka cocok untuk dijual di Aceh. Menurut Afrizal Sinaro ini beralasan karena di Aceh toko buku besar masih sedikit.
Selain dari Aceh, pedagang buku berasal dari Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Banjarmasin. IBF 2014 berlangsung hingga Ahad (9/3). Panitia menargetkan jumlah pengunjung mencapai 410 ribu orang.