REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung targetkan lelang monorel bisa dilakukan akhir Maret ini. Saat ini, penyusunan dokumen untuk proses lelang pembangunan monorel koridor I dan II sedang dipersiapkan.
Kepala Dishub Kota Bandung Ricky EM Gustiadi mengatakan, sebelum lelang pihaknya akan mengonsultasikan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan PT Kereta Api Indonesia. Dan itu bisa dilakukan setelah ada pra Feasibility Study (FS), izin trase, dan rencana bisnis. "Mungkin akhir Maret atau awal April," katanya di Balai Kota, Jumat (7/3).
Menurut dia, hasil analisa kelayakan investasi telah selesai dikerjakan. Pra FS sudah dilakukan pemkot yang bekerjasama dengan ITB. Untuk itu, jika sudah ditetapkan pemenang lelang, akan dilanjutkan ke Design Enginering Detail. Dia mengaku telah menghabiskan Rp 2 miliar untuk pra FS. "Tapi FS tergantung investor," ujarnya.
Dikatakan Ricky, pembangunan monorel tahap pertama akan dilakukan dalam dua koridor. Koridor I yakni melintasi Babakan Siliwangi hingga Leuwipanjang. Sedangkan Koridor II dari Cimindi sampai Gedebage. Masing-masing memiliki panjang rute 10,147 kilometer dan 20,046 kilometer.
Untuk koridor I yang dilalui sebanyak 16 stasiun. Diantaranya Babakan Siliwangi, Simpang Dago, Universitas Padjajaran (Unpad) Jalan Dipatiukur, Jalan Panatayuda, Dukomsel, Jalan Sultan Agung, Bandung Indah Plaza (BIP) Jalan Merdeka, Plaza Balai Kota, Jalan Braga, Jalan Tamblong, Jalan Asia Afrika, Universitas Pasundan (Unpas) Jalan Lengkong Besar, Jalan Karapitan, Tegalega, RS Immanuel Jalan Kopo, Terminal Leuwipanjang.
Sedangkan untuk Koridor II melalui 21 stasiun yakni Jalan Cimindi, Jalan Kebonkopi, Bundaran Rajawali, Jalan Elang, Bandara Husein Sastranegara, Jalan Ciroyom, Istana Plaza (IP) Jalan Pasirkaliki, Jalan Purnawarman, Jalan Banda, Jalan Citarum, Taman Pramuka, Stadion Persib, Jalan Jakarta, Jalan Purwakarta, Kompleks Setra Dago, Antapani, Arcamanik, Jalan Aeromodelling, Jalan Parakansaat, Jalan Cisaranten, Jalan Gedebage.
Dana yang dihabiskan untuk koridor I kurang lebih Rp 2,79 triliun. Sedangkanuntuk koridor II sekitar Rp 3,9 triliun. "Tapi itu masih hitungan kasar, perhitungan matangnya nanti dievaluasi lagi," ujarnya.