REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bahwa pada tahun 2014 importasi sapi siap potong akan dikurangi sebanyak 50 persen, dan akan digantikan dengan impor sapi bakalan.
"Komposisinya, sapi siap potong berkurang 50 persen dari yang kita estimasi, dilarikan ke sapi bakalan," kata Direktur jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi, saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat (7/3).
Bachrul menjelaskan, importasi sapi siap potong sudah tidak ideal lagi untuk dilakukan, dikarenakan selain perbedaan harga yang tidak terlalu jauh, rasio antara tulang dan daging tidak memenuhi kriteria. "Sapi siap potong dianggap sudah tidak ideal lagi, perbedaan harga hanya lima sen, dan rasio tulang dan daging tidak memenuhi kriteria untuk dapat harga jual ideal sebesar Rp 85 ribu-Rp 90 ribu per kilogram," ucap Bachrul.
Ia menambahkan, untuk triwulan kedua 2014, Kementerian Perdagangan akan mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk mendatangkan kurang lebih sebanyak 270 ribu ekor sapi ke Indonesia. "Untuk saat ini komposisinya 80 banding 20, nantinya diharapkan 60 banding 40," tutur Bachrul.
Selain itu, lanjut dia, dari perencanaan indikatif Kementerian Perdagangan, para pelaku usaha mengajukan adanya perubahan komposisi, di antaranya adalah kenaikan impor sapi sebanyak lima persen dari rencana indikatif tersebut. "Mereka mengajukan, jumlahnya naik lima persen dari yang kita estimasi, kita menerima karena untuk persiapan hari-hari besar," kata Bachrul.
Pada kuartal satu lalu, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan SPI untuk 35 perusahaan (feedlotter) yang akan mendatangkan sapi kurang lebih sebanyak 150 ribu ekor. Untuk kuartal pertama 2014 akan masuk sebanyak 130.245 ekor sapi bakalan dan 22.860 ekor sapi siap potong.
Dalam rencana indikatif, untuk kuartal II 2014 akan didatangkan sapi bakalan dan siap potong kurang lebih sebanyak 265 ribu ekor dikarenakan untuk persiapan menghadapi datangnya Hari Raya Idul Fitri 2014. Sementara pada kuartal tiga, impor sapi sebanyak 167 ribu ekor dan pada kuartal empat sebanyak 170 ribu ekor.