Sabtu 08 Mar 2014 16:38 WIB

Memahami Makna Batin Alquran: Lapis-Lapis Pemahaman (2)

Ilustrasi
Foto: Readquranbook.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

 

Alquran juga bisa dibaca dalam perspektif rasional-akademik, yaitu membaca dengan kritis, apa, bagaimana, di mana, untuk apa, dan kepada siapa, serta konteks ayat-ayat yang diturunkan.

Sang pembaca kritis tidak akan lewatkan setiap ayat tanpa memahami makna filosofis dan logika yang terkadung di dalam ayat-ayat yang dibaca. Dari sini asal-usul kitab tafsir terwujud, yaitu mengabadikan pengalaman intelektual seseorang setelah membaca satu atau sekelompok ayat.

  

Alquran juga dapat dibaca dalam perspektif emotional heart, yaitu membaca dengan kelibatkan emosi pembacanya ketika membaca ayat-ayat tertentu di dalam Alquran. Ia terkadang meneteskan air mata ketika membaca sejumlah ayat yang mengisahkan pengalaman pahit yang harus ditempuh Nabi ketika menjalankan misinya.

Ia juga tersugesti atau termotivasi ketika membaca ayat-ayat jihad, ketika ada kelompok yang tega mengkhianati sebuah keluhuran niat seseorang hamba Tuhan.

Alquran juga bisa dibaca dalam perspektif spiritual heart, yaitu dengan menggunakan “mata Tuhan” di dalam membaca ayat atau mendengarkan dengan menggunakan “telinga Tuhan” di dalam mendengarkan bacaan Alquran. Yang terakhir ini ialah bacaan paling tinggi nilainya karena si pembaca mampu memahami seperti apa sesungguhnya yang dimaksud Tuhan dalam setiap bacaan Alquran itu.

Bukan hanya melibatkan indra, otak atau pikiran, dan perasaannya ketika membaca Alquran, melainkan juga mampu menghayati lebih mendalam makna sesungguhnya ayat demi ayat di dalam Alquran.

Sebagai contoh, membaca taawuz (a'udzu billahi minas syauthanir rajim) sebelum membaca ayat. Para pembaca yang hanya melibatkan indra hanya akan membacanya sebagai formalitas dan kebiasaan sebelum membaca Alquran. Dia membacanya tanpa sesuatu apa pun makna yang dapat dipahami dari bacaan tersebut.

Lain halnya kalau seseorang membaca dalam perspektif rasional-kritis. Tentu, ia akan bertanya: Apa sesungguhnya taawuz ini? Ayat atau bukan? Apa ada hukumnya? Apa dalilnya? Mengapa dan untuk apa ini dibaca setiap kali mau membaca ayat-ayat Alquran.

Dengan terdorong rasa ingin tahu, dia mencoba memahami kata demi kata dalam taawuz. Lalu, dia menemukan hikmahnya.

Ternyata, taawuz adalah ungkapan ketawadhuan seorang hamba yang tidak memiliki apa-apa di hadapan besarnya gelombang godoaan dalam kehidupan. Tanpa petunjuk dan pertolongan Tuhan maka tidak mungkin ada penyelamatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement