REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Patriark Ekumenis Bartolomeus I, pemimpin tertinggi Kristen Orthodoks Yunani yang berkedudukan di Turki menolak keras upaya pemerintah Turki yang ingin mengembalikan situs sejarah Hagia Sophia sebagai Masjid.
Patriark Ekumenis Bartolomeus telah menyatakan oposisi penolakan yang kuat langkah tersebut. Dia beralasan Hagia Sophia merupakan situs sejarah yang dihormati Kristen Orthodoks sebagai gereja Orthodoks pada masa Byzantium. "Jika Hagia Sophia difungsikan kembali menjadi tempat ibadah, maka situs itu harus menjadi gereja," tegasnya.
Pemerintah Turki berencana memfungsikan kembali Hagia Sophia sebagai masjid setelah puluhan tahun fungsi masjid di Hagia Sophia diubah menjadi museum dan hanya lokasi wisata situs sejarah.
Hagia Sophia yang merupakan hadiah hasil penaklukan Byzantium oleh Turki Usmani pada 1453 Masehi. Sayangnya bapak Republik Turki, Kemal Ataturk memilih merubah Hagia Sophia menjadi museum ketika ia mendirikan Republik Turki.
Ketika upaya mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid ini berlangsung, Patriarkat Ekumenis dan gereja Ortodoks Yunani berjanji akan terus menentang upaya ini. Mereka meminta fungsi rumah ibadah Hagia Sophia sebagai gerejalah yang seharusnya difungsikan. Bukan menjadikan Hagia Sophia kembali menjadi masjid.