REPUBLIKA.CO.ID, BASO AGAM -- Hasil risetkesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013 mengungkapkan, 73 persen masyarakat Sumatra Barat (Sumbar) bermasalah dengan gigi alias mengalami riwayat gigi berlubang. Sayangnya, pelayanan dari tenaga medis gigi di daerah ini masih rendah yakni 7,8 persen saja.
Atas kondisi tersebut, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno menegaskan pelayanan kesehatan mutlak dilakukan. Termasuk pelayanan kesehatan gigi. " Peranan PPGI (Perhimpunan Perawat Gigi Indonesia) di Sumbar sangaat dibutuhkan dalam memajukan perkembangan pelayanan kesehatan gigi masyarakat, "ujar Irwan saat membuka Musda V Perhimpunan Perawat Gigi Indonesia Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi Sumatera Barat di Pusdiklat Kemendagri Baso- Agam, Sabtu (8/3).
Hasil riskedas juga melaporkan sebahagian besar penduduk Sumatera Barat berprilaku menyikat gigi setiap hari. Namun prilaku yang benar baru mencapai 1,4 %. "Untuk perlu ditingkatkan pengetahuan sikap dan prilaku penduduk terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dimasa-masa mendatang," harap Irwan dalam siaran persnya yang diterima ROL, Ahad (9/3).
Saat ini jumlah dokter gigi di Sumatera Barat baru sebanyak 309 orang, perawat gigi 650 orang dan teknisi gigi 28 orang. Fungsi perawatan gigi melakukan upaya pelayanan asuhan perawatan gigi dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.