REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pesawat Malaysia Airlines tujuan China mungkin telah berbalik sebelum hilang dari layar radar, kata seorang pejabat penerbangan sipil Malaysia, Ahad.
Pemerintah Malaysia juga sedang menyelidiki dua penumpang yang telah menggunakan paspor palsu untuk naik pesawat tersebut, kata Direktur Jenderal Departemen Penerbangan Sipil Azharuddin Abdul Rahman, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang.
Satu pesawat penumpang Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines dengan 239 penumpang dan anggota awak, termasuk lebih dari 150 warga negara China, hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara dalam penerbangan dari Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur, menuju Beijing, China, Sabtu pagi.
Belum ada keterangan yang dikonfirmasi mengenai nasib pesawat itu setelah 36 jam berlalu. Di Washington Angkatan Laut AS pada Sabtu menyatakan telah mengirim satu kapal perang untuk membantu pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang tersebut.
USS Pinckney, kapal penghancur kelas Arleigh Burke yang dilengkapi rudal, sedang dalam perjalanan ke pantai Vietnam selatan untuk membantu pencarian pesawat dengan Nomor Penerbangan MH370, kata Angkatan Laut AS di jejaringnya.
USS Pinckney sedang melakukan pelatihan dan operasi keamanan laut di perairan internasional di Laut China Selatan.
Kapal itu membawa dua helikopter yang dilengkapi dengan peralatan pencarian dan pertolongan. Kapal tersebut diperkirakan sampai di daerah pencarian dalam waktu 24 jam.
Angkatan Laut AS menyatakan militer AS juga akan mengerahkan pesawat Orion yang berpangkalan di Okinawa, Jepang.
Pesawat itu akan membawa kemampuan pencarian jarak-jauh, radar dan komunikasi untuk misi pencarian tersebut.