Ahad 09 Mar 2014 17:48 WIB

PM Israel Tolak Hentikan Pembangunan Permukiman

Benjamin Netanyahu
Foto: bbc.co.uk
Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk membekukan pembangunan permukiman sebagai jalan memperpanjang perundingan perdamaian yang ditengahi Amerika Serikat dengan Palestina.

"Pembekuan seperti itu tidak akan membantu apa pun. Kita pernah sekali memberlakukannya pada masa lalu dan itu tidak membawa hasil apapun," kata Netanyahu kepada radio publi, Ahad (9/3).

Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerry sedang berusaha untuk membawa Israel dan Palestina menyetujui satu rencana bagi perpanjangan perundinan perdamaian langsung, yang diluncurkan Juli tahun lalu,setelah batas waktu 29 April.

Tetapi Israel dan Palestina tetap berbeda pendapat mengenai semua masalah penting,termasuk perbatasan, keamanan,permukiman, Jerusalem dan para pengungsi Palestina. Pembangunan permukiman baru di Tepi Barat meningkat 123,7 persen tahun lalu, kata data yang disiarkan belum lama ini di biro statistik Israel.

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan pihaknya tidak akan menyujui perpanjangan perundingan-perudingan tanpa Israel membebaskan lagi para tahanan dan meghentkan pembangnan permukiman.

Menurut Netanyahu, yang bertemu dengan Jerry dan Presiden AS Barack Obama di Washington bulan lalu satu kerangka perjanjian untuk memperpanjang perundingan tidak akan mengharuskan Israel dan Palestina melakukan penandatanganan tetapi hanya "dokumen Amerika mengenai sikap Amerika".

"Saya tidak yakin Palestina akan menyetujuinya," kata Netanyahu kepada radio publik mengenai kerangka perjanjian itu. Obama menurut rencana akan bertemu dengan Abbas pada 17 Maret di Gedung Putih.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement