REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan memblokir sentra peternakan itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk mencegah tertularnya penyakit flu burung.
"Kami akan memblokir sentra peternakan itik Alabio yang banyak dipelihara di Desa Mamar, Kabupaten Hulu Sungai Utara, sehingga aman dari flu burung," ujar Kadis Peternakan Kalsel, Sabrie Madani di Banjarbaru, Minggu.
Ia mengatakan, pemblokiran dilakukan dengan tidak memasukkan unggas maupun itik sejenis dari luar agar sentra peternakan itik Alabio yang merupakan unggas khas Kalsel di desa itu tetap terjaga kesehatannya.
Dia menjelaskan, itik Alabio merupakan salah satu plasma nuftah Indonesia dan di Provinsi Kalsel dikenal karena dagingnya yang enak dijadikan berbagai olahan makanan seperti kare dan masak habang (merah).
"Sebagai salah satu plasma nuftah Indonesia maka itik Alabio harus dijaga kelestariannya di samping untuk mencegah penularan penyakit sehingga tidak mewabah dan menular ke unggas lain," ucapnya.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah untuk mencegah penularan penyakit yang dikenal dengan sebutan H5N1 itu diantaranya menyalurkan cairan disinfektan ke kabupaten yang banyak kematian itik.
Selain itu, melakukan supervisi dan monitoring keempat kabupaten yang ditemukan banyak kematian itik yakni Kabupaten Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara.
"Kami menyalurkan cairan disinfektan sebanyak 200 liter kepada empat kabupaten pada Minggu (10/3) dan terus berkoordinasi dengan dinas terkait di daerah untuk memonitoring kasusnya," ujar dia.
Dia mengatakan, pihaknya juga menginstruksikan dinas terkait di kabupaten dan kota melakukan biosecurity yakni menyemprot kandang dan areal peternakan yang banyak kematian itik dan depopulasi atau menyembelih itik sakit.
"Dinas terkait di kabupaten dan kota juga diminta mengawasi lalu lintas itik dari daerah tercemar dan tidak boleh mengeluarkan atau menjual itik yang sakit sehingga penularan tidak meluas," katanya.
Seluruh langkah yang dilakukan bertujuan mencegah semakin meluasnya penularan flu burung melalui itik yang sudah dinyatakan positif terserang penyakit mematikan bagi unggas itu.
Seperti diketahui, ribuan ekor itik pada tiga kabupaten di Kalsel mati mendadak dan setelah di uji lab positif terserang flu burung yakni di Kabupaten Tanah Laut sebanyak 1.498 ekor, Kabupaten HSS 1.970 ekor.
Kemudian, Kabupaten HST sebanyak 16.200 ekor, sedangkan di Kecamatan Hulu Sungai Utara terdapat 1.290 ekor itik yang mati mendadak namun belum diketahui penyebabnya karena masih di uji laboratorium.