Senin 10 Mar 2014 14:15 WIB

Perabotan Lebih Efektif Tingkatkan Kreativitas Anak Daripada Mainan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Hasil studi terbaru di Australia menunjukan, perabotan rumah tangga lebih efektif dibanding mainan dalam meningkatkan kreatifitas anak. Perabotan dimaksud semisal,kaleng susu, keranjang, sapu dan perabotan rumah lainnya.

Kesimpulan tersebut didapat dari sebuah riset yang dilakukan selama dua tahun oleh Dr Brendon Hyndman dari Sekolah Kedokteran, Universitas RMIT Melbourne, Australia. Riset yang telah diterbitkan dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat  BMC ini membandingkan perilaku anak di dua sekolah negeri di Victoria, Australia.

Anak-anak yang terlibat dalam riset ini berusia antara lima  hingga 12 tahun di sekolah dasar Katolik Emmaus, di Ballarat, Victoria misalnya diberikan sejumlah benda perabotan rumah seperti kaleng susu, keranjang, pipa, bola jerami, tongkat busa lentur  untuk bermain.

Dari riset ini diketahui perilaku bermain seorang diri didalam kelompok anak berjumlah 120 orang yang menggunakan benda-benda rumah tangga menurun dari 61,5 persen anak menjadi hanya 30,5 persen anak.

Dan anak-anak yang bermain dengan perabotan rumah tangga juga tercatat melakukan lebih banyak gerakan hingga 13 gerakan per menit,  dibandingkan dengan anak yang bermain dengan alat permainan biasa di taman bermain. 

"Sekarang ini ditengah meningkatnya kasus obesitas dan semakin berkurangnya kegiatan fisik di sekolah, kami berusaha  mencari strategi baru untuk meningkatkan keterlibatan anak dilapangan bermain dan serangkaian perilaku bermain,” kata Dr Hyndman kepada ABC.

"Kami juga mendapati kalau tingkat keasyikan bermain, kesehatan fisik maupun kualitas hidup anak-anak yang bermain dengan perabotan rumah tangga jauh meningkat dibandingkan anak-anak yang bermain dengan permainan tradisional di sekolah tersebut," tambahnya.

Dr Hyndman mengatakan anak-anak  yang bermain dengan perabotan rumah tangga terlihat  sangat menikmati kesempatan untuk menggunakan kreatifitas dan imajinasi mereka.

"Kebanyakan permainan anak didesain langsung oleh orang dewasa dan sering kali permainan itu dirancang berdasarkan pengaturan lokasi permainan, waktu bermain maupun peruntukan atau tujuan permainan,”katanya.

"Namun perabotan rumah ini justru mendorong siswa untuk mengajarkan kepada kami, bagaimana sebenarnya mereka ingin bermain dan berperilaku di sekolah,” paparnya.

"Para siswa ternyata  menyukai perilaku permainan jenis imajiner. Mereka terlihat mengendarai sapu di sekitar taman bermain  atau mengendarai tongkat busa lentur dan hal semacam itu," kata Hyndman menambahkan.

Dr. Hyndman mengatakan para siswa juga mulai membangun struktur permainan unik mereka sendiri dengan menggunakan benda-benda dari perabotan rumah, dan keterbatasan bentuk benda-benda itu membuat mereka harus bernegosiasi, berbagi dan berkolaborasi.

Ia juga mengatakan studi awal menunjukan kalau para siswa juga merespon dengan baik tersedianya banyak pilihan perabotan rumah yang diletakan di taman bermain  dan pendekatan semacam ini memberikan mereka semacam hamparan mainan.

“Jika anda pergi ke restoran, anda sendiri tidak akan mau memesan makanan yang itu-itu saja kan setiap malam, karena akan terasa hambar dan membosankan,” kata Hyndman mencontohkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement