REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI – Bahagia atas dicabutnya larangan berhijab dalam sepak bola, pesepak bola wanita Pakistan yakin, keputusan historis itu akan memacu perkembangan olah raga di Pakistan, terutama di area yang memang mengharuskan digunakannya hijab.
''Ini sejarah baru. Pesepak bola wanita akan semakin terpacu, apalagi bagi mereka yang sebelumnya tidak diizinkan orangtuanya bermain sepak bola jika tidak menggunakan hijab,'' kata anggota Tim Nasional sepak bola Pakistan, Naila Khan, kepada OnIslam.net, Jumat (73).
Keputusan diizinkannya penggunaan hijab dalam sepak bola diumumkan FIFA pekan lalu. Keputusan ini sekaligus membatalkan pelarangan penggunaan tutup kepala bagi Muslimah yang berlangsung sejak 2007 lalu.
Naila memandang, pelarangan hijab tak hanya merugikan Pakistan, tapi juga bagi negara Muslim lainnya. ''Pelarangan hijab, tak hanya berdampak bagi pesepak bola Pakistan, tapi juga pemain potensial lainnya dari Afghanistan, Bangladesh, bahkan India,'' kata wanita berusia 23 tahun itu.
Naila berharap semua akan berubah dengan aturan baru FIFA kali ini. Para orangtua akan melihat putri mereka bermain bola dengan tetap berhijab. Naila mengungkapkan orangtua tidak lagi punya alasan melarang anak-anak mereka bergabung dalam skuat sepak bola.
''Saya memang belum berhijab, tapi saya merasa ini merupakan keputusan yang sangat baik dan harusnya dilakukan lebih awal,'' kata Naila.
Ketenangan beribadah, kata Naila, adalah faktor penting bagi seorang pesepak bola. ''Jika Muslimah dipaksa melepas hijabnya, saya pikir mereka tidak akan menampilkan performa terbaiknya dalam pertandingan, karena mentalnya terbebani.''