Senin 10 Mar 2014 08:34 WIB

Investasi Dunia Akhirat

Harta atau uang (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Harta atau uang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: KH Didin Hafidhuddin

Anak (al walad atau al banun) dan harta ( al maal) adalah dua elemen penting dalam kehidupan manusia, yang sering diungkapkan dalam Al Quran dalam satu ayat.

Misalnya firman Allah dalam Surat Al Anfaal (8) ayat 28 : "Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak anak mu itu hanyalah sebagai cobaan. Dan sesungguhnya di sisi Allah terdapat pahala yang sangat besar."  

Hal yang semakna walaupun dalam konteks yang berbeda misalnya kita temukan dalam firman Allah surat Al Kahfi (18) ayat 46, surat Al Munafiquun (63) ayat 9 dan surat At Taghobuun (64) ayat 14 & 15.

    

Para mufassir menyatakan paling tidak terdapat dua pelajaran penting yang bisa diambil kenapa anak dan harta sering dikemukakan dalam satu ayat.

Pertama: Adalah sudah menjadi naluriah dan fitrah setiap manusia untuk mencintai kedua hal ini. Keduanya sudah build in masuk dalam struktur ruhani dan struktur berfikir setiap manusia tanpa harus diajarkan.

Kecintaan kepada keduanya adalah lintas suku, lintas profesi dan keahlian, lintas pendidikan, lintas jenis kelamin, lintas status sosial, bahkan juga lintas kebangsaan dan agama.

Hal ini sebagaimana digambarkan secara jelas dalam Al Quran Surat Ali Imron (3) ayat 14. Bahkan dalam sebuah hadits sahih Rasulullah saw bersabda, "Andaikan seseorang sudah memiliki bongkahan-bongkahan emas yang memenuhi dua lembah pegunungan, pasti ia akan mencari lembah yang ketiganya, dan akan berhenti ketika perutnya sudah menempel ke tanah (mati)."

   

Kedua : Anak dan harta adalah dua variabel utama dan sangat penting yang menjadi penyebab keselamatan dan kecelakaan manusia.

Jika anak dididik dengan pendidikan agama dan akhlak yang baik, sehingga menjadi anak sholeh, ia akan menjadi investasi dunia akhirat yang menguntungkan, memberkahkan, menenangkan, sekaligus menjadi penyebab keselamatan kedua orang tuanya.

Sebaliknya jika tidak dididik dengan pendidikan aqidah dan ibadah yang benar serta akhlak yang mulia, kemudian menjadi anak yang durhaka, ia akan menjadi penyebab kecelakaan kedua orang tuanya.

Demikian pula harta, jika didapatkan dengan cara yang benar dan dimanfaatkan untuk kebaikan diri, keluarga maupun masyarakat, menjadi sarana ibadah, ia akan menjadi penyebab kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya jika didapatkan dengan cara yang tidak benar, maka akan mencelakakan dunia dan akhirat.

Berbagai kasus korupsi yang terjadi sekarang ini, hendaknya menyadarkan kita semua, harta yang didapatkan dengan cara yang tidak benar akan menghancurkan kehidupan kita di dunia ini apalagi di akhirat. Demikian pula anak keturunan kita. Wallahu Alam bi Ash Shawab

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement