REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sejak mengambilalih kepemilikan dari Sergio Cragnotti pada 2004 silam, popularitas Claudio Lottito terus merosot di mata para pendukung setia Lazio. Para suporter i Biancoceleste pun kerap melancarkan protes keras.
Puncaknya, ultras Lazio yang biasa berkumpul di tribun utara Stadion Olimpico melancarkan aksi boikot saat Lazio menerima lawatan Atalanta pada pekan ke-27 Liga Italia, Ahad (9/3) malam WIB. Tidak seperti biasanya, tribun utara Stadion Olimpico justru tampak kosong saat Lazio menghadapi peringkat ke-13 klasemen sementara Serie A, Atalanta.
Kehilangan dukungan dari para pendukung setianya, Lazio pun tampil tidak terlalu bagus. Gli Aquilotti akhirnya harus menyerah 0-1 lewat gol semata wayang Maximiliano Moralez pada menit ke-60. Kegagalan ini makin membuat Lazio terpuruk di peringkat kedelapan klasemen sementara Liga Italia, dengan torehan 38 poin, memiliki selisih dua angka dari zona Liga Europa.
Pelatih Lazio, Edoardo Reja, pun menyesalkan protes yang dilakukan oleh para supporters setian i Biancoceleste tersebut. ''Sangat memalukan melihat Stadion Olimpico meninggalkan kami begitu saja. Situasi seperti ini tidak bisa berlangsung terus-menerus, karena hal ini merupakan kerugian buat kami, seperti yang terlihat di laga kontra Atalanta,'' kata Reja seperti dikutip Eurosports, Senin (10/3).
Dalam protes yang ditunjukan fans Lazio tersebut, terpampang spanduk bertuliskan ''Dia atau Kami'' di tribun utara Stadion Olimpico. Sementara di sudut lain juga tertulis ''Lazio adalah milik kami dan kami akan meninggalkannya untuk anak-anak kami.''
Pernyataan ini adalah bentuk protes terhadap gaya kepemimpinan Lottito di salah satu klub terbesar di Ibukota Italia tersebut. Sebelumnya, protes dari supporter Lazio itu sudah terjadi sejak awal musim ini. Para supporter i Biancocelesti melakukan boikot selama 15 menit pada pertandingan pertama Lazio pada musim ini.
Aksi ini sebagai ungkapan kekecewaan terhadap Lottito. Penguasaha berusia 56 tahun itu dianggap tidak memiliki ambisi untuk bisa membawa Lazio berprestasi pada musim ini. Hal ini terlihat minimnya geliat Lazio di bursa transfer musim panas Eropa silam.
