REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polresta Kota Bekasi Senin (10/2) berencana memeriksa kestabilan jiwa Ahmad Imam Al Hafiz Aso (19) dan Assyifa Ramadhani (18), pembunuh Ade Sara Angelina Suroto (19), mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM). Polisi juga masih mencari tahu motif sepasang kekasih membunuh Ade Sara.
"Hingga saat ini, kami masih menelusuri lebih lanjut, tapi masih diduga kuat pelaku membunuh dalam keadaan sadar," ujar Humas Polresta Kota Bekasi AKP Siswo, di Bekasi, Ahad (9/3).
Hingga kini, dua pelaku masih diperiksa secara intensif dan mendekam di tahanan Polresta Bekasi. Keduanya juga belum dijenguk keluarganya. Selain memeriksa kedua pelaku, polisi juga memeriksa sejumlah saksi. Dua di antaranya petugas derek jalan tol yang menemukan jenazah Ade Sarah dan teman Hafiz yang membawakan aki cadangan saat mobil KIA Visto bernomor polisi B 8328 JO mogok.
"Menurut keterangan pelaku, saksi sempat bertanya apa Hafiz membawa mayat di mobilnya apa tidak. Hasilnya akan kami beritahukan besok," ujar Siswo.
Polresta Kota Bekasi juga mencari tahu kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut. "Karenanya, kita akan lihat hasil pemeriksaannya nanti," ujar Siswo.
Rencananya, pemeriksaan terhadap saksi lainnya bakal digelar pada Senin ini. "Besok (hari ini-Red) keluarga korban dan teman-teman kampusnya akan datang untuk diperiksa sebagai saksi," ujar Siswo.
Assyifa dan Hafiz yang sama-sama pernah bersekolah di SMA 36 Jakarta Timur dengan Ade Sara membuang jenazah mendiang setelah dibawa berputar-putar. Tubuh Sara ditemukan pada Rabu (5/3) pagi di bawah jembatan di ruas Tol Bintara, KM 41.
Elisabeth Diana (40), ibunda Ade Sara, mengaku sudah curiga jika Assyifa adalah pembunuh anaknya. Kecurigaannya bermula dari pesan di WhatsApp mendiang anaknya dengan Assyifa. Di pesan WhatsApp, Assyifa mendesak Ade Sara untuk bertemu. Ia beralasan ingin kursus bahasa Jerman di tempat Ade Sara menimba ilmu.
"Saat Assyifa melayat, Kamis (6/3) kemarin, tante bertanya sambil memegang kedua tangan Assyifa. Tante sempat bilang, 'Kamu kok tega!' lalu ia jawab, 'Maksud tante apa?'," kata Elisabeth saat ditemui ROL di rumahnya di Jalan Layur, Pulogadung, Ahad (9/3).
Namun, menurut Elisabeth, saat itu bahasa tubuh Assyfa tidak menunjukkan jika ia pembunuh anaknya. "Ia tidak gemetar sedikit pun," ucap dia. Justru, ia mencurigai Hafiz yang terlihat cemas. Ia menghisap rokok dengan terburu-buru. Berbekal kecurigaan tersebut, Elisabeth dan suaminya, Suroto, melaporkan ke polisi.