REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyadari, ada yang tersinggung dengan istilah 'di-Prijanto-kan' yang ia lontarkan. Karenanya, Ahok berjanji akan lebih berhati-hati dalam berbicara agar tak ada yang tersinggung.
"Saya belajar jangan lagi menyinggung walau pun itu istilah umum. Sensitif soalnya," ujar mantan bupati Belitung Timur tersebut, Senin (10/3).
Ahok juga mengaku, telah meminta maaf secara langsung kepada Prijanto melalui telepon. Mantan wakil gubernur di era Fauzi Bowo tersebut pun sudah menerima permintaan maafnya.
Meski pun, ujar Ahok, Prijanto meminta agar Ahok menarik semua berita yang telah menggunakan istilah 'di-Prijanto-kan'.'"Saya bilang mana bisa kita ngatur wartawan, kan," ujar mantan anggota DPR tersebut.
Ahok sebenarnya mengaku bingung mengapa Prijanto tersinggung dengan istilah tersebut. Sebab dia sama sekali tidak bermaksud merendahkan Prijanto melalui istilah itu.
Apalagi, istilah 'di-Prijanto-kan' sudah jamak digunakan di forum-forum media sosial. "Tapi karena beliau keberatan, saya minta maaf. Saya juga tidak mau pakai lagi istilah itu," ujarnya.
Istilah 'di-Prijanto-kan' muncul saat Ahok ditanya siapa orang yang dia inginkan untuk menjadi wakil apabila naik menjadi gubernur. Ahok mengatakan, ia akan menerima siapa saja nama yang dipilihkan PDI Perjuangan.
Namun, jika ternyata tidak cocok, Ahok berencana akan 'mem-Prijanto-kan' wakilnya tersebut.