REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah
Pada zaman Dinasti Abbasiyah, pemerintahan Islam tidaklah satu. Walaupun Harun ar-Rasyid menguasai kerajaan terbesar di bumi, Bani Umayyah, saingannya, mendirikan kerajaan independen di Spanyol. Kerajaan dengan usia 750 tahun itu itu semegah kerajaan Harun.
Lewat Thariq bin Ziyad, kerajaan tersebut menjadi penakluk Spanyol. Penaklukan ini akan mengubah wajah Spanyol yang berdampak di seluruh belahan dunia Kristen.
Ketika orang Muslim pertama kali menyeberangi Selat Gibraltar (saat itu dikenal sebagai Pilar Herkules), Spanyol berada di bawah kekuasaan bangsa Goth. Pada masa itu, bangsa ini bukanlah kaum barbar seperti yang terbayang dari nama mereka.
Mereka merupakan pewaris kekuasaan Romawi yang sudah terkristenkan. Ketika itu, peradaban Romawi sudah maju.
Bangsa ini telah mampu membangun jalan raya, teater, sirkus, jembatan yang megah, serta dam yang besar. Mereka juga memiliki monumen dan kuil untuk menyembah para dewa.
Kemudian, bangsa Goth mengambil alih peradaban bangsa Romawi tersebut dan mengembangkan diri. Sayangnya, kemampuan mereka untuk membangun tidak pernah bisa menyatukan kekuasaan.
Perbedaan etnis, tradisi, dan agama tak pernah berhasil dijembatani. Bangsa Goth umumnya memandang rendah orang-orang pribumi.
Bangsa Yahudi pun dilecehkan. Oleh karenanya, rakyat yang dikuasai bangsa Goth diselimuti rasa kecewa. Kekesalan ini terakumulasi hingga ke dataran Andalusia.
Ketika Roderick, raja terakhir bangsa Goth, naik takhta, para pesaingnya bersedia melakukan apa saja untuk menggulingkannya. Perilaku bejat Roderick membuatnya memiliki banyak musuh.
Puncaknya terjadi ketika dia memperkosa seorang bangsawan cantik bernama Florinda. Atas peristiwa tersebut, ayah Florinda murka dan mengundang bangsa Moor (Muslim Afrika Utara) menyeberang ke Spanyol.
Kaum Muslim lantas diminta membantu menurunkan Roderick dari singgasana. Gubernur Bani Umayyah di Afrika Utara saat itu adalah Musa bin Nashir. Dia berkantor di Tangiers. Sang gubernur memandang pesisir Spanyol dari seberang Selat Gibraltar.
Permintaan untuk menjungkalkan Raja Roderick menjadi pintu masuk bagi pasukannya menguasai Spanyol. Pada Juli 711 M, Musa melepas pasukan tempur berkekuatan 7.000 tentara Berber yang dikomandani Thariq bin Ziyad. Sebanyak 5.000 tentara menyusul dan bergabung di Algeciras.
Orang-orang Goth bertempur dengan gagah berani, namun tidak bisa bertahan menghadapi serangan bangsa Arab yang bergelombang. Pasukan Goth cerai-berai. Mereka ditinggalkan oleh sang raja. Satu-satunya jejak Roderick, yakni sebuah sepatu bot perak.