REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street berakhir lebih rendah pada Senin (10/3) atau Selasa (11/3) pagi WIB, karena data ekonomi dari Cina dan Jepang yang lemah menimbulkan pertanyaan tentang prospek pertumbuhan Asia.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 34,04 poin (0,21 persen) menjadi ditutup pada 16.418,68. Indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 0,87 poin (0,05 persen) menjadi berakhir di 1.877,17, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq menyerah 1,77 poin (0,04 persen) menjadi berakhir di 4.334,45.
Sebelumnya pasar saham Asia dan sebagian besar Eropa melemah setelah Cina melaporkan data inflasi yang lemah dan defisit perdagangan 23 miliar dolar AS pada Februari. Sementara para analis telah memperkirakan surplus 11,9 miliar dolar AS.
"Pasar mundur karena data ekspor Cina lemah, itu konsisten dengan pandangan kami bahwa perekonomian Cina melambat," kata Jack Ablin, kepala investasi di BMO Private Bank.
Sementara itu Jepang mengatakan ekonominya tumbuh lebih lambat pada kuartal keempat 0,2 persen, dibandingkan dengan 0,3 persen yang dilaporkan sebelumnya.
Michael James, direktur pelaksana perdagangan saham di Wedbush Securities, mengatakan aksi ambil untung atau profit taking juga merupakan salah satu faktor menyusul kenaikan sejak awal Februari.
"Saham telah memiliki langkah yang cukup baik," kata James. "Pedagang agak diposisikan untuk mengambil keuntungan," tambahnya.