REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb menegaskan Pemilu 2014 tidak akan membawa dampak negatif bagi dunia bisnis karena pemerintah dan Bank Indonesia berusaha memastikan stabilitas ekonomi tetap terjaga.
Hal itu diungkapkan Dubes Hamzah Thayeb dalam diskusi bertema 'Indonesia's recent economic developments and outlook for 2014' yang diadakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di London dan KBRI London, Senin (10/3).
Sekretaris Satu KBRI London Hastin Aristya Bakti kepada Antara London, Selasa (11/3) mengatakan diskusi diikuti lebih dari 60 peserta dari kalangan bisnis, investor, lembaga think tank dan perwakilan berbagai kementerian Inggris. Dikatakannya diskusi yang dipandu Kepala Kantor Perwakilan BI di London, Rizal Djaafara, tampil sebagai pembicara Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo.
Dubes Hamzah Thayeb menyebutkan walaupun Indonesia pernah digolongkan dalam Fragile Five oleh kelompok usaha Morgan and Stanley, namun sesuai dengan perkembangan ekonomi terkini maka Indonesia fragile no more karena nilai tukar rupiah yang membaik dan pasar modal yang stabil.
Sementara itu, Perry Warjiyo dalam paparannya menyebutkan keberhasilan Indonesia tidak lepas dari dukungan kebijakan BI dengan menerapkan kebijakan kenaikan suku bunga secara pre-emptif sejak Juni 2013 hingga menjadi 7,5. Penerapan fleksibilitas nilai tukar, manajemen arus modal dan pasar finansial, tindakan makropudensial dan pengawasan yang ketat, serta koordinasi kebijakan yang baik dengan berbagai lembaga dan kementerian.
Dikatakan Perry, kebijakan moneter BI difokuskan untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dengan tetap memerhatikan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, Indonesia di masa mendatang akan menghadapi kompetisi yang semakin tinggi. Untuk itu perekonomian Indonesia akan terus bertransformasi guna menghasilkan produk-produk yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar. Indonesia juga akan terus memperluas kapasitas produksinya.
Untuk menjaga stabilitas perekonomian, bersama dengan Kementerian Keuangan, BI akan memfokuskan pada upaya memperkecil defisit neraca berjalan, mengendalikan tingkat inflasi agar sesuai dengan target, yakni dalam kisaran 4,5 persen plus minus satu persen.
Selain itu menjaga stabilitas finansial serta menerapkan koordinasi makroprudensial dan mikroprudensial. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 akan cenderung berada dalam batas bawah berkisar antara 5,8 persen sampai 6,2 persen.