Selasa 11 Mar 2014 10:19 WIB

Air Kontaminasi Nuklir Fukushima Dibuang ke Pasifik

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dewi Mardiani
Air tanah di seputar PLTN Fukushima terkontaminasi Isotop beracun
Foto: AP
Air tanah di seputar PLTN Fukushima terkontaminasi Isotop beracun

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Dale Klein, seorang penasihat senior Tokyo Electric Power (Tepco) mengemukakan sarannya kepada perusahaan. Saran itu memungkinkan tak ada pilihan lain selain membuang ratusan ribu ton air yang terkontaminasi nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik.

Tepco adalah operator Fukushima Daichii, pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak pascagempa Jepang Maret 2011. Tepco masih belum meyakinkan publik atas rencana penanganan air terkontaminasi tersebut.

Klein mengatakan, salah satu masalah yang membuatnya terjaga di malam hari adalah strategi jangka panjang Tepco untuk pengelolaan air terkontaminasi ini. Mantan Ketua Komisi Pengawas Nuklir AS ini kini memimpin komite reformasi nuklir Tepco.

"Menyimpan sejumlah besar air di tempat ini (Fukushima) adalah langkah yang tidak berkelanjutan. Sebuah aktivitas pelepasan terkontrol jauh lebih aman ketimbang menyimpan air ini," ujar Klein, dilansir dari the Guardian, Selasa (11/3). Sejauh ini, Tepco memang telah membuat beberapa kemajuan dalam pengelolaan air ini. Namun, Klein menyatakan dia belum puas sama sekali hingga akhirnya frustasi.

Kegagalan Tepco untuk mengelola penumpukan air yang terkontaminasi ini terungkap pada musim panas tahun lalu, ketika perusahaan mengakui ada sekitar 300 ton air tercemar yang bocor ke Laut Jepang setiap hari.

Kebocoran tangki sebelumnya mendorong pemerintah untuk menggelontorkan 500 juta dolar AS untuk langkah-langkah antisipasi lanjutan atas air ini. Di antara langkah-langkah itu adalah pembangunan dinding beku di bawah tanah untuk mencegah air terkontaminasi nuklir itu mencemari air tanah.

Namun, Klein menyuarakan skeptisismenya atas solusi pembangunan dinding beku bawah tanah itu. Menurutnya, pembuangan air terkontrol ke Pasifik jauh lebih baik. Namun, Tepco, pemerintah, dan regulator nuklir harus memenangkan dukungan dari nelayan setempat. Apalagi, rencana pembuangan air terkontaminasi nuklir ke Samudra Pasifik itu diperkirakan juga akan memancing kemarahan Cina dan Korea Selatan.

"Ini adalah masalah yang sangat emosional. Namun, Tepco dan pemerintah harus mengartikulasikan posisi mereka kepada pihak lain. Bagiku, masalah air ini adalah masalah lanjutan dan merupakan kebijakan dari ilmu pengetahuan," ujar Klein.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement