REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Netra, Bambang Basuki, mengatakan banyak pejabat di perguruan tinggi yang menilai anak difabel tidak laik masuk perguruan tinggi.
"Ini terlihat jelas saat mereka mencantumkan keengganannya terhadap kaum difabel dengan syarat-syarat SNMPTN yang tidak memperbolehkan difabel masuk jurusan di PTN," kata Bambang, di Jakarta, Selasa (11/3).
''Bahkan perguruan tinggi yang dulu sangat terbuka kepada difabel, malah ikut-ikutan menolak,'' katanya. ''Ini menyedihkan.''
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung, ujar Bambang, dulu menerima mahasiswa difabel. ''Namun, sekarang mereka menolak. Ini yang membuat seperti itu siapa,'' kata Bambang.
"Menteri Pendidikan dan panitia SNMPTN harus bertanggung jawab. Diskriminasi terhadap difabel sudah luar biasa sekali, bahkan mendarah daging," kata Bambang.
Makanya, terang Bambang, harus ada Komnas Disabilitas untuk menjamin pemenuhan hak-hak difabel. Itu termasuk hak mendapatkan pendidikan.
''Sebagus apapun RUU Disabilitas, kalau tidak ada yang mengawal, saya skeptis. Makanya, harus ada Komnas Disabilitas," ujar Bambang.