Selasa 11 Mar 2014 20:26 WIB

Hibah 30 Bus Transjakarta Dipersulit, Ahok Murka

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Hazliansyah
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau Ahok (kanan)
Foto: Antara/Wahyu Jayadiputra
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau Ahok (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meluapkan amarahnya terhadap sejumlah pejabat di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam sebuah rapat.

Pria yang akrab disapa Ahok itu murka lantaran mengetahui pejabat DKI mempersulit pihak swasta yang ingin menyumbang 30 unit bus pada Transjakarta.

Usai dimarahi Ahok selama 30 menit, pejabat Pemprov DKI, mulai dari Dinas Perhubungan, Dinas Pajak, dan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) langsung berusaha mempercepat proses hibah bus. Ahok sendiri meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu lantaran sudah tak bisa menahan amarah.

Setelah Ahok keluar, pejabat Pemprov DKI yang diwakili oleh pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Wiryatmoko dan perusahan swasta penyumbang bus langsung menandatangani kesepakatan bersama atau Memorandum of Understanding (MoU).

"Sebetulnya saya sengaja marah-marah, supaya menunjukkan kalau saya tidak mempersulit. Yang mempersulit pejabat-pejabat itu," ujar Ahok, sesaat setelah rapat selesai, Selasa (11/3).

Menurut mantan Bupati Belitung Timur tersebut, permasalahan hibah bus itu sudah selesai. Penyumbang, ujar dia, tidak lagi diminta membayar pajak seperti yang sebelumnya diributkan.

"Pajaknya tidak usah bayar, kan imbang karena mereka kasih kita bus. Lagipula jauh lebih mahal busnya daripada pajak," ujar suami Veronica Tan ini.

Seperti diketahui, sejumlah perusahaan swasta yang ingin menyumbang bus Transjakarta ke Pemprov DKI mengeluh pada Ahok karena merasa dipersulit. Mereka mengaku telah siap menyerahkan bus sejak 2013. Namun, mereka justru diminta membayar pajak iklan serta biaya konsultan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement